Lihat ke Halaman Asli

Keren! Kelompok KKN 123 Alasmalang Mendampingin Para Petani Membuat APH sebagai Peptisida

Diperbarui: 15 Agustus 2023   17:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penjelasan Pembuatan APH (Sumber: Dokpri)

Ketua kelompok tani Subur 1, Pak Haji Resno, meminta mahasiswa KKN 123 melakukan pembimbingan pembuatan prototipe APH (Agen Pengendali Hayati). Pada kesempatan kali ini, mahasiswa KKN 123 Alasmalang menciptakan prototipe alat pembuatan APH sederhana untuk diberikan pada kelompok tani Subur 1. Alat tersebut berfungsi untuk memproduksi APH ke depannya. Mahasiswa KKN kelompok 123 menawarkan produk APH berupa EKG (Ekstrak Kentang Gula) sebagai tambahan proteksi tanaman yang terjangkit hama seperti bulai dan ulat.

Alasan mahasiswa KKN memakai EKG dibandingkan media lainnya karena bahan yang mudah ditemukan dan perakitan alat tidak sulit dipraktikkan. Hal tersebut mengundang perhatian ketua kelompok tani Subur 1 untuk melakukan pembuatan prototipe ulang di hadapan anggota kelompoknya. Seluruh bahan pembuatan APH tahap kedua dibiayai oleh Pak Haji Resno.

Proses Perebusan Kedelai (Sumber: Dokpri)

Pihak mahasiswa KKN 123 setuju melakukan pembimbingan yang bertempat di rumah ketua kelompok Subur 1. Kegiatan berlangsung pada Jumat, 11 Agustus 2023 pada sore hari. Sebelum pembimbingan dimulai, sebagian kelompok mahasiswa KKN memproduksi APH tahap kedua. Hal ini dilakukan agar proses pembimbingan nanti berlangsung langsung ke inti dan tidak memakan waktu lama. Dalam memproduksi APH, perebusan kentang dan kedelai memakan waktu cukup lama, sekitar 20 menit di masing-masing perebusan. Sehingga pada saat proses pembimbingan, Arienda Eka Juliarisma, selaku manajemen proyek, berfokus menjelaskan pembuatan prototipe.

Para petani didampingi dalam pembuata APH (Sumber: Dokpri)

Anggota kelompok tani Subur 1 antusias mengikuti pembimbingan pembuatan EKG. Dengan didampingi oleh ketua kelompok, Pak Haji Resno, para anggota aktif bertanya terkait hasil produk dan prototipe APH. Arienda memberikan penjelasan secara rinci. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan kelompok tani pada APH di samping menggunakan pestisida kimia yang mereka gunakan. 

Penggunaan APH yang terbuat dari bahan organik dinilai ramah lingkungan dan mampu menekan pengeluaran biaya produksi. Hasil dari proses pembimbingan adalah berjalannya produk APH babak dua. Setelah melalui proses inkubasi yang berlangsung pada 10-14 hari, APH siap dipakai oleh anggota kelompok tani Subur 1.

Monitoring APH (Sumber: Dokpri)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline