Lihat ke Halaman Asli

KKN 111 Besuki

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga

Menempa Hidup Bersama Bapak Wasito

Diperbarui: 22 Agustus 2023   16:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pak Warsito sedang menempa arit yang belum selesai (Dok. pribadi)

Parang adalah alat yang berfungsi untuk memotong kayu, mengupas kelapa dan berbagai pekerjaan lainnya. Parang menjadi kebutuhan utama bagi warga Desa Besuki, mengingat sebagaian besar pekerjaan Desa Besuki menggunakan parang untuk membantu pekerjaan mereka. Selain parang terdapat pula arit yang berfungsi memotong rumput guna makan ternak, yaitu kambing dan sapi.

Pak Wasito merupakan sosok yang menekuni pembuatan parang dan arit di Desa Bsuki. Pak Wasito belajar mengolah dan berbisnis besi sejak tahun 1962. Proses pembuatan parang dan arit dalam sehari bisa menghasilkan 8 buah arit dan parang. Pak wasito mengambil besi mentah dari Ngawi.

Adapun proses pembuatan arit dan parang melalui 3 tahap. Tahap pertama, besi mentah diletakan ke dalam cetakan kemudian dimasukan ke dalam pembakaran selama 10 menit. Tahap kedua, besi diangkat dari pembakaran kemudian ditempa dengan palu secara beruntun (dilakukan oleh dua orang). Tahap pertama dan tahap kedua dilakukan secara berulang kali sampai terbentuk dan tajam. Tahap ketiga, proses pendinginan dan pelapisan, pada tahap ini parang dan arit didiamkan sampai suhu panasnya menurun, kemudian diberi lapisan anti karat. Gagang dibuat mandiri oleh Pak Wasito, baik dari pemotongan, maupun pengukiran.

Pak Wasito dan karyawan sedang bergantian menempa arit (Dok. pribadi)

Karyawan sedang memberi lapisan karat (Dok. pribadi)

Proses pembuatan arit dan parang di jaman sekarang lebih mudah karna terdapat bantuan dari teknologi. Dibandingkan dengan jaman dahulu pembuatan arit dan parang lebih sulit karena keterbatasan alat, sehingga pengerjaannya dilakukan secara manual.

Dalam kiprah perjalan bisnis Pak Wasito menggeluti pembuatan arit dan parang, beliau mengalami jatuh bangun, dari permintaan pasar yang sedikit dan kekuatan fisik yang menurun seiring bertambahnya umur. Di samping itu Pak Wasito hanya memiliki satu karyawan, yang jika karyawan sakit Pak Wasito mengerjakan semuanya secara mandiri. Besar harapan pak wasito bisnis ini berjalan lancar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline