Lihat ke Halaman Asli

KKN UMD UNEJ 104 Ciptakan Energi Bersih dari Limbah Kotoran Ternak, Dukung Kemandirian Energi Desa Wonokerto

Diperbarui: 19 Agustus 2024   10:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

Bondowoso – Mahasiswa Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) UMD Universitas Jember (UNEJ) 104 sukses mengadakan sosialisasi dan praktik pembuatan BIONIK (Biogas dan Pupuk Organik) yang berbasis pada pengolahan kotoran ternak sapi di Desa Wonokerto, Kecamatan Klabang, Kabupaten Bondowoso. Acara yang digelar pada Jumat (02/08/2024) di Balai Desa Wonokerto ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan masyarakat dalam mengelola limbah ternak menjadi sumber energi bersih yang terbarukan.

Desa Wonokerto dikenal memiliki potensi besar dalam sektor pertanian dan peternakan, dengan mayoritas penduduk berprofesi sebagai petani dan peternak sapi. Namun, survei yang dilakukan oleh mahasiswa KKN UMD UNEJ 104 mengungkapkan adanya permasalahan terkait pengelolaan limbah ternak. Sebagian besar penduduk masih membuang kotoran sapi ke sungai atau lahan kosong tanpa pengolahan, yang berpotensi mencemari lingkungan, merusak estetika desa, dan membahayakan kesehatan masyarakat.

Berangkat dari permasalahan ini, mahasiswa KKN UMD UNEJ 104 berinovasi dengan mengembangkan teknologi BIONIK, yang mengubah kotoran sapi menjadi biogas dan pupuk organik. Biogas ini dihasilkan melalui proses fermentasi anaerobik, yang menghasilkan gas metana (CH4) sebagai sumber energi bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Sementara itu, residu dari proses tersebut dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang kaya akan nutrisi untuk meningkatkan produktivitas pertanian. 

Dokumentasi pribadi

Sosialisasi ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk perwakilan warga, karang taruna, dan perangkat desa. Sasaran utama sosialisasi adalah para peternak, dengan harapan mereka dapat memahami manfaat teknologi BIONIK dan termotivasi untuk mengimplementasikannya. Program ini juga menjadi bagian dari upaya untuk mendukung kemandirian energi di desa sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah yang baik.

Untuk mengevaluasi keberhasilan program ini, dilakukan survei dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan sebelum dan sesudah sosialisasi. Hasil survei menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman dan minat masyarakat. Sebelum sosialisasi, 73,64% responden setuju dengan penerapan program BIONIK. Setelah sosialisasi, tingkat persetujuan meningkat menjadi 85,00%, dengan 87,72% warga menyatakan ketertarikan untuk menerapkan teknologi ini dalam kehidupan sehari-hari.

Evaluasi ini mengindikasikan bahwa program BIONIK memiliki potensi besar untuk menjadi inisiatif berkelanjutan di Desa Wonokerto. Implementasi program ini tidak hanya membantu memenuhi kebutuhan energi yang lebih ramah lingkungan, tetapi juga berkontribusi terhadap peningkatan produktivitas pertanian melalui penggunaan pupuk organik. 

Dengan demikian, program ini mendukung pencapaian dua tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) di Desa Wonokerto, yaitu SDG ke-7 "Desa Berenergi Bersih dan Terbarukan" serta SDG ke-12 "Konsumsi dan Produksi Desa Sadar Lingkungan."

Program ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain dalam mengelola limbah ternak secara berkelanjutan, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan produktif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline