Lihat ke Halaman Asli

Progesifitas Melalui Ranah UMKM dengan Mempromosikan UMKM Desa Sebanen Bersama KKN UNMUH Jember

Diperbarui: 5 Agustus 2022   21:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Desa Sebanen yang berada didaerah Jember Utara di Kecamatan Kalisat memiliki empat dusun yaitu Kramat 1, Kramat 2, Krajan 1, dan Krajan 2. Desa ini masih sangat asri dengan pemandangan yang indah. Ketika pergi menuju desa Sebanen akan di suguhi oleh pemandangan hijau dan udara segar yang merupakan ciri khas dari pedesaan tersebut. Akan tetapi desa ini tidak dapat di jadikan desa wisata karena mayoritas profesi di desa ini sebagai petani sehingga lahan yang dimiliki masyarakat dijadikan lahan pertanian.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik yang diadakan oleh Universitas Muhammadiyah Jember dengan keanggotaan 20 mahasiswa memiliki program kerja utama yakni pengembangan UMKM di desa Sebanen , Jember maka kami melakukan pengamatan akan potensi UMKM yang terdapat di desa Sebanen kecamatan Kalisat, meliputi batik tulis, produksi kerupuk puli, batu bata hingga bakpao.

Setelah itu kami melakukan survey terhadap masyarakat desa Sebanen, kami menemui tempat di Raudlatul Muta'allimin terdapat ekstrakulikuler pembuatan batik tulis. Dari survey tersebut ternyata pembuatan batik tulis sudah berdiri sejak tahun 2015 dengan Pembina yang bernama Ustadz Miftah, disana terdapat santri yang memproduksi batik tulis untuk dipasarkan dan dilombakan hingga mendapatkan juara. Permintaan pesanan pembuatan batik tulis pernah mencapai 200 produk. Batik tersebut dibuat murni oleh santri dengan menggunakan alat tradisional seperti canting, malam dan wajan. Potensi ini perlu ditingkatkan dan dibutuhkan pendampingan dari pihak terkait.

Tidak hanya batik, di desa Sebanen ini juga terdapat produksi kerupuk puli yang sudah berdiri selama tiga tahun. UMKM kerupuk ini dapat memproduksi 3-5 kg perhari dengan wilayah penjualan hingga Surabaya dan sekitarnya. Pembuatan kerupuk masih dengan pembuatan tradisional.

Setelah itu pada desa yang sama terdapat pembuatan batu bata yang juga diproduksi sendiri oleh masyarakat setempat akan tetapi produksi batu bata tersebut menyebar di berbagai tempat. Jumlah produksi perhari sampai 2000 batu bata. Omset yang didapat perseribu bata dengan harga Rp.300.000.

Kemudian pada bakpao yang dimiliki oleh bapak Sudarsono sudah berdiri lebih dari 2 tahun. Bakpao ini awalnya dibuat oleh anaknya tetapi dikarenakan anaknya pindah keluar kota sehingga sekarang dilanjut oleh bapaknya. UMKM bakpao ini memiliki 9 karyawan dengan cabang di berbagai daerah. Selain melakukan distributor mandiri terdapat juga beberapa reseller yang menjadi mitra UMKM bakpao di daerah Bondowoso dan sekitarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline