Mengunjungi Peternakan Sapi Perah: Pembelajaran Kelompok 52 KKM Desa Sumberngepoh
Kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) merupakan momen penting bagi mahasiswa untuk mengabdikan diri sekaligus belajar langsung dari masyarakat. Kelompok 52, yang tengah menjalani program KKM di Desa Sumberngepoh, baru saja menyelesaikan kunjungan edukatif ke sebuah peternakan sapi perah milik Bapak Tumari. Kunjungan ini memberikan pengalaman berharga tentang dunia peternakan sapi perah, perawatan hewan ternak, hingga tantangan yang dihadapi peternak lokal.
Belajar Tentang Sistem Peternakan Sapi Perah
Kegiatan dimulai dengan meminta izin kepada Bapak Tumari untuk berkunjung ke ternak sapi perahnya. Kami disambut dengan penjelasan rinci tentang bagaimana sapi-sapi perah dirawat mempertahankan prinsip-prinsip tradisional. Setiap sapi diberi pakan alami berupa hijauan segar yang dipotong setiap hari. Beliau juga memberikan Hay (hijauan kering yang dikeringkan untuk pakan ternak sapi). Tidak lupa untuk lebih menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh sapi, Pak Tumari memberikan suntuikan vaksinasi setipa 1 bulan sekali. Biasanya penyuntikan ini langsung dilakukan oleh anak beliau yang berporfesi sebagai dokter hewan. "Alhamdulillah mbak, selama ini ternak saya tidak pernah terjangkit virus penyakit" tutur Pak Tumari.
Para anggota kelompok tampak antusias, terutama saat melihat bagaimana sapi-sapi diperlakukan dengan penuh perhatian. Kami belajar bahwa kebersihan kandang adalah faktor utama untuk menjaga kualitas susu yang dihasilkan. Selain itu, kami juga mencoba memberikan makan sapi secara langsung dengan pakan hijauan yang sudah disiapkan.
Tidak hanya itu, kami dijelaskan bahwa sapi-sapi memiliki jadwal pemerahan teratur untuk menjaga produksi susu tetap maksimal. Hal ini menunjukkan pentingnya manajemen waktu dan perhatian pada kesehatan sapi, karena keduanya berpengaruh besar terhadap hasil ternak.
Fakta Menarik Tentang Sapi Perah
Kunjungan ini juga memberikan kami wawasan tentang beberapa fakta menarik terkait sapi perah. Peternakan yang kami kunjungi telah dimulai sejak tahun 1985, berawal dari bantuan lima sapi dari desa. Kini, peternakan ini memiliki tujuh ekor sapi perah dewasa dan dua anak sapi.
Kami belajar bahwa sapi lokal mampu menghasilkan susu sebanyak 10 hingga 15 liter per hari, sementara sapi impor dapat memproduksi hingga 40 liter. Bahkan, sapi impor yang berkualitas tinggi mampu menghasilkan susu hingga 60-70 liter per hari. Hasil pemerahan dari tiga sapi saja bisa mencapai 400 liter dalam sepuluh hari. Namun, hal ini juga perlu ada prioritas cara perawatan antara sapi impor dan sapi lokal. Seperti salah satunya memberikan asupan makanan lebih banyak kepada sapi impor.
Dalam hal pemasaran yang paling dicari adalah sapi Impor. Penjualan sapi ketika bunting lebih mahal yaitu sekitar kurang lebih 25 juta per ekornya. Dalam hal pengolahan susu, Bapak Tumari biasanya mendistribusikan ke koperasi terlebih dahulu kemudian dikirim ke indolakto untuk diolah lebih lanjut. Di koperasi susu hanya ditampung sampai banyak, salah satu koperasi susu perah ada di Jabung, "Biasanya di Koperasi Jabung bisa menampung sampai kurang lebih 90 ton per hari" tutur pak Tumari. Setelah itu, susu baru dikirim ke tempat selanjutnya seperti PT Indolakto, PT Nestle, dan tempat lain sebagainya. Pak Tumari mendapat upah dari koperasi biasanya per liter Rp 8.000,00. dan per hari biasanya memperoleh susu 400 Liter.