Lihat ke Halaman Asli

KKM KALISONGO3

pelajar/mahasiswa

Menerobos Batas: Desa Kalisongo Gencar Kampanye Kesehatan Mental untuk Pemberdayaan Perempuan

Diperbarui: 11 Januari 2024   21:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Pribadi

Kalisongo, 10 Januari 2024 - Balai Desa Kalisongo menjadi saksi sesi kesadaran kesehatan mental yang memikat pada hari Rabu (10/01/2024). Acara ini adalah hasil kerja sama antara Kelompok Kesejahteraan Masyarakat (KKM) Kelompok 3 dan Desa Kalisongo, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya perempuan, tentang pentingnya menjaga kesehatan mental.

Acara ini dihadiri oleh semua peserta KKM Kalisongo, pejabat desa, Ibu Ririn sebagai Kepala Desa, sekitar 60 perwakilan PKK (Pokja PKK) dari setiap RT di Kalisongo, dan perwakilan dari Puskesmas Dau sebagai pembicara untuk sesi ini, mengumpulkan antusiasme tinggi dari peserta.

Pembicara utama, Yeni Kurniawati A.Md. Kep., membuka sesi dengan sambutan dari Kepala Desa, diikuti oleh Ibu Anis, dan diakhiri oleh Kepala Desa. Materi yang disampaikan difokuskan pada kesehatan mental perempuan, dimulai dengan pemahaman bahwa jiwa yang sehat adalah jiwa yang senang dan puas.

Stres, sebagai reaksi tubuh yang dapat mempengaruhi aspek fisik, emosional, dan perilaku, mendorong individu untuk mencapai hasil yang lebih baik, menjadi titik sentral pembahasan dalam penyuluhan ini. Pembicara menjelaskan bahwa meskipun wanita tidak selalu rumit, mereka cenderung memikirkan segala hal, dan emosi mereka selalu menjadi yang utama.

Foto Pribadi

Enam kategori emosi diuraikan: kebahagiaan, rasa jijik, ketakutan, kesedihan, kemarahan, dan keheranan. Manusia memiliki tiga tingkat emosi utama: kebahagiaan, kemarahan, dan kesedihan, dengan apatis sebagai titik terendah. Memahami dan mengendalikan emosi menjadi fokus utama untuk mencapai kesehatan mental yang baik.

Pembicara menyoroti beberapa poin penting, seperti jenis hormon kebahagiaan, termasuk dopamin, oksitosin, endorfin, dan serotonin. Risiko bunuh diri dikaitkan dengan tingkat apatis, sementara pengendalian emosi diajarkan melalui pemahaman penyebab emosi, menganalisis situasi, dan menemukan solusi positif.

Tips menjaga kesehatan mental tidak diabaikan. "Me time," istirahat yang cukup, olahraga, menghindari alkohol dan obat-obatan terlarang, sikap terbuka, penerimaan diri, manajemen stres, memelihara iman, memperluas hubungan, dan tidak ragu untuk mencari bantuan ditekankan sebagai kunci perawatan kesehatan mental.

Pesan yang diharapkan dari kegiatan ini adalah agar masyarakat, khususnya perempuan, menjadi lebih sadar akan kesehatan mental mereka. Melalui pengetahuan yang didapat dari inisiatif penyuluhan ini, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami dan mengelola emosi mereka, serta menempatkan kesehatan mental sebagai aspek penting dalam kehidupan sehari-hari.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline