Seusai pembacaan tahlil dan istighosah dalam rangka peringatan tahun baru 2024, sekelompok mahasiswa dari KKM UIN Malang tidak langsung pulang, melainkan tetap berkumpul bersama warga desa RW 2 Desa Undaan untuk merayakan momen khusus ini. Suasana meriah dipenuhi oleh senyum, tawa, dan semangat kebersamaan. Namun, di tengah euforia tahun baru yang meriah, ada satu elemen kebudayaan yang mencuri perhatian: Tari Warok, sebuah warisan budaya yang membawa kita ke dalam lintasan perjalanan sejarah dan identitas Jawa Timur.
Tari Warok kalau di Desa Undaan ini sebagai pengiring Bantengan "Mberot". Pada malam tahun baru kemarin beberapa warga sedang melakukan latihan tarian tersebut. Tidak mau kalah, kami pun mengikuti latihan tarian tersebut. Gerakannya terlihat sangat gampang dan simple, tapi kalau tidak terbiasa menari ya akan sedikit kesusahan. Bagaimana? sangat menarik bukan? mari kita bahas Tari Warok dalam artikel ini.
Tari Warok memiliki daya tariknya sendiri yang melibatkan keindahan gerak tarian, warna-warna cerah kostum, dan ritme musik yang memukau. Saat melihat penampilan Tari Warok, mata seakan dihanyutkan oleh perpaduan indah antara kelembutan dan kegagahan gerakan, menciptakan pemandangan yang memukau. Gerakan yang elegan dan penuh makna ini bukan hanya sebuah tontonan mata, melainkan juga pesan yang mendalam tentang kehidupan dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Jawa Timur.
Mengapa Tari Warok begitu istimewa? Salah satu alasan utama adalah karena tarian ini menjadi suatu bentuk warisan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dalam setiap gerakan Tari Warok, terdapat kisah-kisah lama yang terus hidup dan mengalir dalam aliran waktu. Sebuah narasi yang melekat pada perjalanan sejarah dan kehidupan masyarakat Jawa Timur, menjadi benang merah yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan.
Namun, keindahan Tari Warok tak hanya terletak pada kecanggihan gerakan dan nilai-nilai sejarahnya. Lebih dari itu, tarian ini menjadi cermin dari identitas Jawa Timur. Dalam setiap langkah, terdapat kekuatan dan semangat yang mewakili keberanian dan keuletan masyarakat Jawa Timur dalam menghadapi tantangan hidup. Identitas Jawa Timur yang kental dengan nuansa keberagaman budaya dan kearifan lokal tercermin dalam keindahan Tari Warok yang sarat makna.
Peringatan tahun baru tidak lagi hanya sekadar menunggu detik-detik pergantian tahun, melainkan menjadi ajang pelestarian budaya lokal. Tari Warok, sebagai bagian dari perayaan tahun baru di RW 2 Desa Undaan, meskipun cuman orang-orang yang sedang latihan, tapi bagi kami itu sudah memberikan makna yang lebih dalam pada momen tersebut. Tidak hanya sebagai hiburan semata, melainkan juga sebagai bentuk apresiasi terhadap kekayaan budaya yang dimiliki oleh Jawa Timur dan kami sebagai pendatang di desa ini menjadi lebih mengetahui tentang budaya baru.
Seiring dengan meruncingnya peningkatan keberagaman budaya di era globalisasi, kehadiran Tari Warok juga menjadi panggilan untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya lokal. Mahasiswa dari KKM UIN Malang yang terlibat dalam perayaan tahun baru ini membawa peran krusial dalam menjaga keberlanjutan tradisi ini. Melalui penelitian, dokumentasi, dan pemaparan Tari Warok dalam acara peringatan tahun baru, mereka memberikan kontribusi berharga dalam upaya pelestarian dan promosi kebudayaan Jawa Timur.
Eksplorasi keindahan Tari Warok bukanlah sekadar menyingkap keelokan gerakan tarian, tetapi juga merupakan penggalian makna yang lebih dalam tentang identitas dan kearifan lokal. Dalam perayaan tahun baru di RW 2 Desa Undaan, bersama teman-teman KKM UIN Malang, Tari Warok menjadi penjaga tradisi dan warisan budaya yang mengakar kuat dalam hati setiap penonton. Dengan engasnya langkah tarian yang megah, Tari Warok mempersembahkan keindahan, keberanian, dan semangat Jawa Timur dalam satu paket yang luar biasa.