Lihat ke Halaman Asli

KKM 162 AlQobas

Kuliah Kerja Mahasiswa

Nglayur Super, Genteng Tertua, Termasyhur dan Satu-satunya dari Desa Undaan

Diperbarui: 25 Desember 2022   15:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi.

Undaan, Kecamatan Turen (25/12/2022)--- Kelompok 162, Al-Qobas, yang sedang mengikuti Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang mengunjungi tempat pembuatan genteng Nglayur Super pada 25 Desember, 2022. Nglayur Super adalah usaha sekaligus merek dagang genteng produksi Bu Agus serta suami. Bisnis ini pertama kali didirikan pada tahun 1957 oleh orang tua Bu Agus sendiri. Kemudian baru dilanjutkan olehnya sejak tahun 90-an. Sebelum handal seperti sekarang, tentu saja Bu Agus dihadapi berbagai cobaan. Awalnya, Bu Agus merasa kesusahan untuk memulai karena dahulu, sang ibu melarang untuk ikut membuat genteng. Sebagai anak satu-satunya di keluarga, perempuan pula, ibu dari Bu Agus sangat amat melarang untuk "bersentuhan" dengan hal-hal berbau genteng usaha keluarga. Namun, semua itu  berubah ketika sang ayah mengajaknya untuk langsung terjun, ikut membuat genteng. Bukan tanpa alasan, itu semua dilakukan karena hanya Bu Agus lah yang bisa meneruskan usaha ini. Bu Agus bertutur bahwa ia pernah, bahkan sering, menangis saat diajari oleh mendiang sang ayah dahulu, ketika awal-awal membuat genteng. Ratusan percobaan dan kegagalan pun telah ia cicipi hingga saat ini. Akan tetapi, hal itu tidaklah menyurutkan semangat Bu Agus untuk terus belajar, bahkan hingga sampai saat ini. Terhitung sudah 2 dekade lebih telah berlalu semenjak ia mengambil alih, dari mulai ia remaja tak mengerti apa-apa, sampai ia punya dua anak. Bisnis Nglayur Super masih berjaya, sebagai satu-satunya produsen genteng dari Desa Undaan meskipun di tengah gempuran zaman dan penghasil bata.

Dokumentasi pribadi.

Kebetulan saat dikunjungi, Bu Agus beserta suami sedang  sibuk membuat genteng di samping rumahnya. Para mahasiswa pun diajak untuk ikut serta bersama mereka. Selama proses pembelajaran, mahasiswa dibimbing secara metodis oleh keduanya. Mulai dari proses penyetakan, merapikan bentuk, dan menghaluskan sisi sebelum akhirnya dikumpulkan bersama cetakan genteng yang telah jadi untuk dikeringkan. Ada hal yang menarik waktu proses ini. Hujan yang sering turun akhir-akhir ini membuat genteng-genteng yang sudah jadi, susah kering. Padahal, proses ini sangat penting sebelum dilakukan pembakaran atau langkah terakhir dari pembuatannya. Bu Agus kemudian memutar otak, mencari ide, bagaimana agar mereka semua dapat kering secara sempurna. Membangun tenda kecil adalah solusinya. Genteng-genteng yang sudah kering diletakkan di dalam tenda kecil memanjang agar cepat kering dan terhindar dari hujan.

Saat ini, Bu Agus dan suaminya bisa menghasilkan 400 buah genteng perhari. Tanpa bantuan siapapun. Semuanya dilakukan oleh pasangan suami istri ini sendirian. Mulai dari membuat, membakar sampai pemasaran. Hanya pengiriman lah yang menggunakan karyawan, jumlahnya pun hanya sedikit. Dalam sebulan, bisnis genteng Nglayur Super ini bisa menghasilkan 10,000 buah genteng dan harga per-genteng dibanderol sekitar Rp1.300. Itu berarti, dalam sebulan Bu Agus bisa menghasilkan 13 juta rupiah sebagai keuntungan kotornya.

Kegiatan kunjungan ini merupakan salah satu dari beberapa agenda program kerja kelompok 162 untuk Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) yang berlangsung dari tanggal 19 Desember-22 Januari 2023. Melalui kegiatan ini mahasiswa KKM UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dapat belajar praktis dari pembuatan genteng, kemudian mengamalkan prinsip pengabdian kepada masyarakat, dan dapat menjalin silaturahmi dengan warga di Desa Undaan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline