Lihat ke Halaman Asli

Mendadak! Pelatihan Pembuatan Biosaka Diadakan Tanpa Persiapan oleh KKM 116

Diperbarui: 25 Januari 2023   11:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sukosari, Kasembon, Malang, 19 Januari 2023. Masa pengabdian dari KKM 116 (Abhinaya Acalapati) sudah akan berakhir. Alih-alih mempersiapkan acara penutupan, para anggota KKM 116 mengadakan pelatihan pembuatan Biosaka bekerja sama dengan Badan Penyuluhan Pertanian Kecamatan Kasembon kepada kelompok Tani dusun Pulosari dan Mangir. 

Tidak seperti pelatihan pada umumnya yang dilakukan di ruangan dengan pemateri yang menyampaikan materi pelatihan dengan proyektor, melainkan dilakukan di pinggir pesawahan dusun pulosari. Walaupun dilakukan di tepi pesawahan tidak membuat antusias dan rasa belajar dari petani menurun tetapi membuat rasa nyaman menurut beberapa petani, karena mereka mengungkapkan lebih baik acara pelatihan dilakukan di tepi sawah dengan sederhana dan tidak harus pada ruangan yang membuat bosan dan mengantuk. 

Pelatihan ini diadakan dengan tujuan untuk memberi pengetahuan dan skill kepada para petani agar bisa membantu mengurangi penggunaan bahan kimia pada proses penanaman hingga panen. Biosaka bukan termasuk pupuk atau pestisida melainkan memiliki peran sebagai elisitor tumbuhan yang banyak mengandung manfaat. Penggunaan biosaka dalam pertanian memang belum banyak digunakan oleh para petani indonesia tetapi telah ada petani yang menerapkan biosaka dalam pertaniannya seperti petani pada daerah blitar. Proses pembuatan biosaka tebilang mudah dan dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja

Alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan biosaka adalah wadah air, air sebanyak 5 liter, botol bekas, adapun bahan yang diperlukan adalah 5 jenis tanaman berbeda bisa berupa rerumputan, gulma, atau tanaman hama yang sehat dan biasa tumbuh di pematang sawah. Tahap-tahap pembuatan biosaka dimulai dengan meremas 5 jenis tanaman yang didapt di dalam 5 liter air, pada proses meremas usahakan tidak menggunakan tenaga yang besar agar tumbuhan tidak hancur, tidak boleh menggunakan blender, ditumbuk, atau menggunakan cara lain yang membuata tumbuha yang dijadikan bahan biosaka hancur. 

Durasi meremas tumbuhan biosaka selama 10-30 menit atau sampai warna air berubah menjadi kecoklatan. Setelah proses meremas selesai maka saring air remasan dan pindahkan ke botol bekas yang telah disiapkan. Diamkan  selama beberapa jam atau 3 hari untuk melihat apakah hasil dari proses pembuatan biosaka behasil. Indikasi atau tanda biosaka yang telah dibuat berhasil adalah tidak adanya endapan pada dasar botol, warna air berubah menjadi lebih jernih, tidak muncul seperti minyak pada permukaan air biosaka, dan tidak meledak.

Penggunaan Cairan Biosaka dapat menggunakan cara mencampurkan 8 tutup botol cairan biosaka dengan air sebanyak kapasitas tabung semprot petani. Dengan cacatan tabung semprot dicuci bersih jika sebelumnya digunakan untuk menyemprot bahan kimia pestisida atau yang lainnya dan mengarahkan lubang penyemprot ke arah atas karena yang diambil manfaat dari biosaka ini adalah kabut atau embun yang akan menempel pada tanaman. 

Harapan para anggota KKM 116 dengan diadakannya pelatihan ini dapat menjadi solusi keresahan petani terhadap harga pupuk dan pestisida yang semakin hari semakin naik. Biosaka bisa menjadi alternatif untuk membantu meningkatkan sistem kekebalan tumbuhan agar mampu bertahan dari penyakit yang biasa menyerang tanaman pertanian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline