Aku menggigit bibirku. Tanganku mulai berkeringat dingin. Aku tidak tahu harus bagaimana. Bau darah itu semakin menyengat.
"Gapapa lie...kita pasti bisa selamat kok" ucapnya sembari menggenggam tanganku. Meskipun Selia bilang begitu, aku bisa merasakan tangannya yang bergetar.
"Saya beri kalian waktu lima menit untuk menentukan tim, lebih dari itu yah kalian tahu sendiri akibatnya" lagi-lagi terdengar suara dari speaker itu.
"Kita tidak mempunyai banyak waktu. Karena jumlah kereta ada lima, masing-masing kereta berisi tiga orang kecuali kereta terakhir. Untuk pembagian tim terserah, saya akan berada di kereta satu siapa yang mau bersama saya?" Seorang laki-laki berkisaran umur 30-an itu membuka suara.
Singkatnya, aku akan menaiki kereta yang keempat bersama dua temanku. Yaitu Selia dan Gina. Sedangkan dua temanku yang lain, Lia dan Neli akan menaiki kereta terakhir.
Teng
"Waktu habis, silahkan menaiki kereta sesuai ketentuan".
Waktu berlalu hingga akhirnya giliran kami. Aku memasuki kereta dengan hati-hati. Kami mengucapkan perpisahan sebentar sebelum memasuki kereta. Kereta mulai bergerak melewati lorong yang gelap. Selama di kereta aku tidak bisa fokus, aku terpikirkan situasi-situasi yang mengerikan ketika sampai disana.
Titttt
"Timer akan dimulai sekarang" kalung yang menjerat leherku menampilkan waktu yang tersisa.
Hawa dingin menghembus wajahku. Kami menggenggam tangan satu sama lain. Pintu yang kami masuki tertutup. Cahaya disini sangat redup, sehingga kami harus berjalan perlahan sembari mengamati sekitar.