Hai namaku Haila. Aku memiliki banyak teman, tapi ada satu yang menarik. Namanya Cory. Menurutku dia anak yang baik, ramah, dan keren. Namun, suatu hari aku melihatnya duduk sembari merenung di kursinya. Aku berandai apa yang sedang dia pikirkan sampai-sampai tidak mendengarku memanggilnya berkali-kali. Mungkin ia sedang memikirkan ujian yang akan datang pada akhir bulan ini, atau orang yang dia cintai, atau yang lain. Dia adalah orang yang jarang serius.
Singkat cerita, karena aku kesal dia tidak menanggapi panggilanku, aku mendatangi mejanya yang berada jauh dariku. Namun, saat aku sampai di sana dan memperhatikannya, aku mendapati bahwa matanya kosong. Dia baru menanggapiku ketika aku menepuk pundaknya. Ini adalah hari yang sangat aneh bagiku, ini pertama kalinya aku melihat Cory, seorang anak yang begitu ceria merenung seperti itu.
Sorenya, saat pulang sekolah aku mengikutinya ke rumahnya. Sesekali ia menoleh ke belakang yang membuatku agak was-was. Aku tidak tahu bahwa ia adalah orang yang waspada. Aku merasa seperti penguntit. Namun yasudahlah, rasa penasaranku lebih besar dibanding itu. Cory juga salah satu teman dekatku, wajar kan jika aku mengkhawatirkannya?. Saat di pertigaan, tiba tiba Cory masuk ke gang sempit dan membuka sebuah tas besar yang berada di dekatnya. Ia mengambil sebuah pisau kecil dan menyayat sesuatu di kakinya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI