Lihat ke Halaman Asli

Belajar dari Ipul, Iwan dan Ipung tentang Kepemimpinan

Diperbarui: 2 Mei 2017   20:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KetigaProgram Manager tersebut berdiri dengan penuh percaya diri, memandang anak-anakMahasiswa Universitas Podomoro, memotivasi dan membagi pengalaman ketiganyadalam memimpin dan melakukan perubahan dalam Masyarakat. Adalah 3 I ManajerProgram Kitong Bisa: Ipul (Rahmat Saifulloh), Ipung (Khoirun Sri Mumpuni), danIwan (Ichwan Ariga), yang menjadi kontributor pemberikan pengajaran secarasukarelawan kepada mahasiswa dan mahasiswi jurusan enterpreuneurship diUniversitas Podomoro, sebuah institusi pendidikan yang fokus kepadapengembangan usahawan dan usahawati, dan bukan pencetak pencari kerja. Ketigavolunteer staff dari Kitong Bisa ini merasa bersyukur dapat berkontribusi tepatdi Hari Pendidikan Nasional, yang diperingati setiap tanggal 2 Mei.

Ketiga program managerkitong bisa ini, memiliki pengalaman panjang kepemimpinan, baik dalam institusiSwasta (Iwan bekerja sebagai CSR officer CIMB Niaga sebelumnya), PergerakanKepemudaan (Ipung merupakan Wakil Presiden Perhimpunan Pelajar IndonesiaAustralia di Canberra), dan dunia bisnis (Ipul merupakan founder dari kelompokbisnis pemula: Patih Group). Fokus diarahkan kepada teori kepemimpinan Virtousyang di ciptakan oleh Alexandra Harvard, dengan penekanan kepada dua kualitasutama syarat seseorang menjadi pemimpin. Kedua syarat tersebut adalah:Kesungguhan Hati untuk melayani orang lain (Humility) dan komitmen untukmelakukan pelayanan kepemimpinan itu dengan kesungguhan untuk mencapai yangterbaik (Magnanimity). 

18268675-1805852002764887-8294955005606841793-n-590885b34723bd935d54a77c.jpg

Apabila seorang pemimpin hanyaingin menjadi pemimpin karena kepentingan dirinya sendiri (Self Center), makadia tidak layak disebut sebagai seorang pemimpin. Begitu pula, apabilaseseorang hanya melayani orang lain, tanpa niatan untuk melakukannya dengancara-cara yang unik dan inovatif, dan selalu ingin mencapai yang terbaik dengankedisiplinan dan etika kerja yang baik, maka dia juga tidak dapat disebutpemimpin, tetapi hanyalah pelayan. Selain itu, diskusi juga diarahkan untukmembahas apakah seorang pemimpin itu terlahir (Born), atau terlatih (Trained).Awalnya, kelas terbagi menjadi dua, ada yang percaya terlahir, sebagian percayaterlatih. Diskusi berakhir pada kesepakatan bersama bahwa kepemimpinan memangmerupakan bakat yang dimiliki oleh orang-orang tertentu dari lahir, akan tetapijuga dapat dibentuk melalui proses pelatihan yang panjang.

img-6276-1-jpg-590885fb4523bdbc54a91f63.jpg

Kelas kepemimpinan ini berakhirdengan studi kasus untuk melatih keterampilan kepemimpinan para mahasiswa/i,dengan menggunakan studi kasus 3 Proyek yang akan diselenggarakan oleh KitongBisa dalam waktu dekat, yaitu: pengiriman buku-buku ke daerah tertinggal diIndonesia (OPOB), pengadaan training kewirausahaan di Aceh dan Papua Barat, danpengadaan pusat belajar untuk pemulihan pemuda-pemudi yang telah terkenapengaruh obat-obatan terlarang.

Kuliah tamu ini merupakaninisiatif dari Dr. Risa Bhinekawati, yang adalah dosen dari UniversitasPodomoro sekaligus dewan Pembina dari Kitong Bisa, untuk mendatangkan KitongBisa sebagai tamu pengajar. Selanjutnya, program ini akan diresmikan menjadiprogram tetap, kerjasama antara universitas Podomoro dan Kitong Bisa, untukmelakukan program pelatihan dan pendampingan pengusaha sosial (SocialEnterpreuneurship), dari kalangan mahasiswa universitas podomoro.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline