Sudah delapan kali Indonesia merayakan kampanye publik Earth Hour. Earth Hour merupakan gerakan kesadaran di seluruh dunia untuk menjadikan gaya hidup hemat energi dengan tindakan mematikan lampu dan alat elektronik yang bisa dimatikan selama 60 menit.
Earth Hour bertujuan untuk mendorong berbagai kalangan, dari individu, komunitas, praktisi bisnis, dan pemerintahan yang saling berhubungan untuk menjadi bagian dari perubahan untuk dunia yang berkelanjutan. Dimulai dengan langkah awal semudah mematikan lampu dan alat elektronik yang tidak terpakai sebagai komitmen hemat energi untuk bumi, dan juga merupakan momentum menampilkan kepada dunia tentang perilaku hemat energi yang sudah dilakukan.
Dengan kesadaran itulah, maka kami di ujung hari yang melelahkan pada 19 Maret 2016 malam memenuhi undangan Hotel Discovery Ancol untuk menyaksikan puncak acara Earth Hour. Konon acara di hotel milik grup Artha Graha sudah berlangsung dari pagi hari, dengan mengajak anak-anak sekolah rakyat Ancol berjalan-jalan dan memberi info tentang Earth Hour. Sementara para tamu hotel yang membawa anak diajak membuat berbagai paper craft untuk meramaikan kampanye Earth Hour.
Earth Hour di Restoran
Sesampai di Hotel yang baru dua tahunan itu, kami diajak ke Resto Kembang Goyang yang punya konsep indoor dan outdoor. Kami diajak ke outdoor yang ternyata sudah ramai dengan panitia yang berkaos Earth Hour 2016. Lalu panitia mengadakan acara pelepasan lampion dari kertas sebagai simbol.
Agak deg-deg-an juga mengikuti proses pelepasan lampion itu, karena harus dibakar dulu sumbu lampion untuk memberikan energi lampion untuk bisa melesat dan terbang. Lalu arah angin malam itu membuat lampion nyaris mampir di atap hotel. Wah, kalau kejadian, baru bisa bikin berita tuh.Untunglah semuanya sesuai skenario. Walaupun saya melihat dari sekian lampion yang disiapkan panitia, akhirnya cuma tiga lampion yang diterbangkan.
[caption caption="Foto Christie Kirana"] [/caption]Setelah tiga lampion berhasil melesat ke langit kelam, listrik di resto dimatikan. Cahaya diperoleh dari lilin yang sudah diatur sedemikian rupa. Para tamu yang memenuhi resto terlihat asyik berfoto-foto menikmati suasana beda dari sehari-hari. Seperti Candle Light Dinner. Saya sempat ke toilet, dan untung, lampu toilet tetap menyala. AC tetap menyala, sementara lampu sepanjang lobi dan jalan menuju resto dimatikan, hanya tersedia lilin lilin di beberapa pojok ruangan.
Saat lampu resto dimatikan, kami diajak menikmati makanan Resto Kembang Goyang yang menghadirkan nuansa betawi. Terus terang aja, hampir semua makanan utama di meja prasmanan sudah hampir ludes. Yang ada tinggal Soto Betawi dan Sop Buntut. Apa boleh buat, itulah yang kami nikmati. Walau sebenarnya, saya ingin mencicipi seafood bakar.
Sambil menikmati makanan yang masih ada, Tim Marketing Hotel Discovery mengajak kami berbincang-bincang tentang program mereka. Bahwa intinya Discovery Hotel & Convention Ancol peduli lingkungan dan mencoba untuk memberi contoh bagi para tamu dan karyawan. Kami berbincang dengan Direktur Marketing and Sales dan Tim Marcomm Hotel sampai sekitar pukul 21.30 sampai lampu kembali menyala. Lalu diiringi (hanya) ucapan terimakasih dari Tim Marketing Discovery Hotel, kami berlima yang diundang sebagai tamu Earth Hour, diminta memberi testimoni. Agak bingung juga sih, cuma hadir 1 jam-an, testimoni macam apa yang bisa kami berikan ya?Alangkah baiknya jika Pihak Discovery Hotel memberikan kesempatan kami seharian menikmati Earth Hour sehingga bisa " lebih dapat feelnya."
Walau cuma sejenak, saya menyimpan dalam hati, Earth Hour harus saya lakukan setiap hari. Hemat Energi untuk kelangsungan bumi kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H