Ulasan tentang Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan LPDP di Kompasiana sepanjang bulan April 2014 sudah banyak memberi banyak pencerahan bagi siapa saja yang mengincar beasiswa dari universitas luar negeri untuk program S2 dan S3.
Tidak cuma itu, LPDP juga siap memberikan dana untuk tesis dan disertasi. Dan tidak kelupaan LPDP juga menyediakan rehabilitasi (fasilitas) pendidikan (untuk lembaga pendidikan dalam negeri. LPDP menjadi semacam bank sentral untuk membiayai berbagai kegiatan untuk membangun SDM Indonesia. Begitu konfirmasi dari presentasi Kepala Divisi Pengembangan Dana Pengelolaan LPDP Om lr. Agung Sudaryono, M.Si, Ph.D.
Info tentang LPDP kalau kita tanya ke mbah google, cukup klik LPDP maka tersedia 397.000 website. Jadi informasi tentang LPDP sudah lebih dari cukup, sekarang tinggal bagaimana strategi dan persiapan calon pelamar agar bisa tembus saringan administrasi, ujian test tertulis, dan yang paling penting, ujian kepemimpinan.
Beberapa tulisan tulisan berikut dari Oom dan Tante peserta Nangkring Bareng layak disimak untuk para pemburu beasiswa Pemerintah Indonesia ini
- http://edukasi.kompasiana.com/2014/04/18/memahami-skema-bantuan-beasiswa-dan-riset-lpdp-650017.html
- edukasi.kompasiana.com/.../antusiasme-kompasianer-di-nangkring-bareng- lpdp-647433.html
- sosok.kompasiana.com/.../kompasianer-peraaih-beasiswa-lpdp-649263.html
- http://edukasi.kompasiana.com/2014/04/14/waspada-penipuan-atas-nama-beasiswa-lpdp-647504.html
Jumlah Penerima Beasiswa LPDP, TIDAK TERBATAS !
Bahwa menurut informasi yang saya terima ketika ikut Nangkring Bareng Kompasiana dan LPDP Sabtu 12 April 2014, para birokrat pengelola LPDP bolak balik menekankan, jumlah beasiswa yang digelontorkan LPDP tidak terbatas. Seberapa banyak yang bisa lolos saringan tadi, semua siap diberangkatkan.Dana LPDP itu nggak habis habis. Pemerintah RI sudah menyiapkan dana 15 T, Yup, lima belas trilyun rupiah sebagai dana abadi untuk keberlangsungan LPDP.
Sedangkan yang digunakan untuk biaya operasional termasuk untuk beasiswa, beasiswa riset, baru dari bunga uang, yang konon sekitar Rp 1,3 trilyun setiap tahun Jadi duit sudah siap, sekarang siapa orang yang layak diberangkatkan?
Proses Seleksi Fair dan Terbuka
Saat Nangkring Bareng itu, mungkin saya adalah peserta termuda (kecuali adik saya yang masih 10 tahun dan Kompasianer juga). Saat ini saya baru selesai SMA, di usia 14 tahun. Jadi saya bersyukur bisa mendapat informasi dari tangan pertama di LPDP dan tentu memotivasi untuk mempersiapkan diri. Tahap pertama adalah saya akan memilih Perguruan Tinggi yang terakreditasi dan belajar sungguh-sungguh sehingga bisa menyabet IP lebih dari 3,5 dari skala 4.
Catatan penting yang saya simpan sampai di alam bawah sadar saya adalah proses seleksi LPDP fair dan terbuka. Untuk mereka yang gagal di proses administrasi maupun test tertulis, jangan putus asa, silakan melamar kembali, tentu saja dengan persiapan mental dan pengetahuan yang harus lebih mantap.
Namun jika gagal di proses uji kepemimpinan, menurut Kepala Divisi Evaluasi dan Penyaluran Dana Kegiatan Pendidikan, Tante Ratna Prabandari, artinya mereka memang tidak sesuai dengan kriteria LPDP. Jadi kecil peluang untuk bisa lolos.