Lihat ke Halaman Asli

David Abdullah

TERVERIFIKASI

Mengapa Presiden RI Selalu Berdarah Jawa?

Diperbarui: 2 Oktober 2022   02:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi mural presiden Indonesia dari masa ke masa. Sumber: Antara Foto/Fauzan

Dari tujuh tokoh yang pernah memimpin Republik Indonesia, hanya satu presiden yang terlahir di luar wilayah Jawa. Dialah B.J. Habibie yang dilahirkan di Parepare, Sulawesi Selatan. Enam presiden sisanya terlahir di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Sebut saja Soekarno yang dilahirkan di Blitar, Soeharto yang terlahir di Bantul, lalu Abdurrahman Wahid yang lahir di Jombang, dan Megawati Soekarnoputri dilahirkan di Yogyakarta. Adapun Susilo Bambang Yudhoyono terlahir di Pacitan serta Joko Widodo terlahir di Surakarta.

Meskipun terlahir di luar Jawa, sejatinya presiden ketiga, Habibie, mewarisi etnis Jawa dari ibunya, Raden Ayu Tuti Marini Puspowardojo, yang adalah wanita Jawa tulen kelahiran Yogyakarta. Maka dapat dikonklusikan, secara genetik, di dalam pembuluh nadi seluruh penguasa NKRI, mengalir darah pewaris etnis Jawa.

Bisa jadi hal itulah yang menjadi dasar sebuah pertanyaan retoris-etnosentris, haruskah menjadi orang Jawa terlebih dahulu agar bisa memimpin Indonesia?

Pemahaman semacam itu juga lah yang acapkali menghantui batin tokoh-tokoh politik di negeri ini, salah satunya Luhut Binsar Pandjaitan. Dia bahkan mewanti-wanti masyarakat dari luar Jawa supaya sadar diri jika ingin maju sebagai calon presiden dalam waktu dekat.

"Kalau Anda bukan orang Jawa dan pemilihan langsung (dilakukan) hari ini, saya enggak tahu 25 tahun lagi, udah lupain deh. Enggak usah kita memaksakan diri kita, sakit hati," ungkap Luhut, Rabu (21/9/2022).

Oleh sebab itu, menurutnya, dia adalah tokoh yang hampir tidak mungkin jadi presiden RI. Pria yang menjabat sebagai Menko Marves RI itu hanya bisa legawa serta memilih untuk menahan diri dari keriuhan bursa pencalonan presiden.

Selain Luhut, tokoh politik lain seperti Jusuf Kalla sebelumnya juga memiliki keresahan senada. Kegagalan dirinya dalam memenangi pilpres tahun 2009 sebagai presiden, menjadi akibat dari kentalnya kultur politik Jawa-sentris.

Setidaknya ada empat poin yang dapat menjawab pertanyaan mengapa kursi presiden RI selalu diduduki oleh tokoh-tokoh politik berdarah Jawa.

1. Kultur Partai

Sejak zaman Kerajaan Majapahit, pulau Jawa tercatat selalu menjadi episentrum pemerintahan yang melahirkan banyak tokoh politik beretnis Jawa. Mereka juga lah yang mendominasi kursi kekuasaan dan peta perpolitikan di Nusantara.

Dalam kultur feodal, suksesi kekuasaan akan langsung diwariskan kepada garis genetiknya. Praktis, sosok yang berhak menguasai posisi-posisi strategis ialah mereka yang berada di dalam lingkaran status quo kekuasaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline