Selama beberapa dekade terakhir, gaya fesyen dengan tema gembel, compang-camping, robek-robek, vintage, usang, kotor, dekil, penuh noda, atau apa pun sebutannya, tengah mendominasi tren industri mode global. Terutama rumah mode yang berasal dari Paris, Prancis.
Entah mengapa mereka sangat terobsesi dengan karakteristik-karakteristik yang melekat pada kemiskinan. Meski begitu, produk-produknya dilego dengan harga yang benar-benar di luar nalar. Kontras!
Paris Sneaker, misalnya, yang wujudnya benar-benar rusak, dipenuhi lubang dan noda. Sepatu produksi rumah mode asal Prancis, Balenciaga, ini juga robek sana-sini. Di bagian solnya tercetak logo khas Balenciaga yang dicat secara asal-asalan. Bisa jadi desainernya merasa kesal saat sedang mendesain sepatu awikwok ini.
Tampilan sepatunya betul-betul seperti habis dilindas mesin pemotong rumput berhari-hari. Mungkin jauh lebih cocok disebut puing-puing sisa perang gerilya dibandingkan fesyen mahal nan mewah.
Sepatu dekil ini hanya dijual 100 pasang serta ditawarkan dengan banderol yang tidak kalah brutalnya, senilai $1850 atau Rp.27,5 juta! Ya, hampir 30 juta. Hanya untuk menjajal kemewahan sepatu yang berbau kemiskinan yang membabi-buta.
Balenciaga tidak pernah menahan diri untuk mendobrak batas. Merek fesyen edgy nan classy ini bahkan menjual tas absurd yang identik dengan kantong sampah, seharga $1790 (Rp.26,6 juta). Kantong sampah termahal di galaksi!
Balenciaga bukan rumah mode pertama yang mempopulerkan tren fesyen brutal semacam itu. Sudah ada banyak rumah mode mewah lain yang mempopulerkan fesyen bernuansa gembel senada. Sebut saja Gucci, Golden Goose, Balmain, dan Yeezy.
Bisnis fesyen Yeezy milik rapper asal AS, Kanye West, bahkan secara blak-blakan mengklaim terinspirasi gaya berbusana tunawisma sebagai ciri khasnya. Produk fesyen gembel ala Kanye kerap menjadi target cemooh di internet karena dinilai mengkomodifikasi simbol kemiskinan.
Mendesain produk-produk kontroversial terbukti ampuh guna mencuri perhatian publik. Tak lama usai dirilis, produknya seketika viral dan menjadi topik obrolan. Strategi itu jauh lebih efisien dan efektif dibanding dengan iklan konvensional.