Demi merebut perhatian publik, banyak merek dagang yang rela melakukan apa saja meski amat berisiko. Seperti yang dilakukan Holywings melalui iklan dengan muatan SARA yang tengah viral, justru akan menjadi bumerang!
Dalam ketatnya persaingan jagat digital untuk merebut perhatian publik, meteri iklan kontroversial lebih lazim ditemui dewasa ini. Konten iklan dituntut untuk memberikan dampak. Perusahaan harus berani bereksperimen supaya mereknya diketahui oleh publik seluas-luasnya.
Merek harus membuat ide-ide unik dan mudah diingat konsumen. Ada banyak rute yang bisa dieksekusi, salah satunya dengan promosi bermuatan kontroversi.
Baru-baru ini promosi kontroversial itu bisa dijumpai di Indonesia. Bisnis Food and Beverage yang lebih identik dengan kelab malam atau diskotik, Holywings, menggemparkan publik Tanah Air usai mengunggah iklan produk bertuliskan dua nama yang dikenal "mulia" dalam keyakinan agama.
Holywings membuat promosi minuman keras (miras) gratis untuk pelanggannya yang memiliki nama Muhammad serta Maria. Ironisnya, kedua nama "suci" itu ditampilkan di atas botol miras.
Padahal, dalam pandangan agama Islam, Nabi Muhammad merupakan Rasul Allah yang sangat dimuliakan. Beliau menjadi teladan untuk setiap umat Islam. Begitu pun dengan Bunda Maria yang oleh umat Nasrani dinggap sebagai ibu Yesus, Anak Allah Sang Penyelamat dunia.
Meski tidak menyebut gelar "nabi" dan "bunda" seperti dalam narasi agama, tentu semua orang sudah paham bahwa dua nama yang digunakan Holywings, merujuk kepada entitas mulia tersebut.
Adalah wajar jika publik menunjukkan kemarahan serta reaksi keras atas cara mereka mempromosikan miras tanpa mengindahkan etika. Dalam Islam pun miras difatwa haram. Miras dan entitas suci. Dua hal yang sangat berlawanan!
Apalagi, menurut keterangan dari polisi, gagasan iklan miras gratis untuk nama Muhammad dan Maria memang sengaja dilakukan guna mendongkrak penjualan produk Holywings. Bukan akibat adanya kelalaian atau alasan tak logis lainnya!