Lihat ke Halaman Asli

David Abdullah

TERVERIFIKASI

Apa Kata Sains Soal Isra Mikraj?

Diperbarui: 23 Maret 2022   21:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW. | Islami.co

Sebelum peristiwa Isra Mikraj, sejatinya Nabi Muhammad SAW tengah diselimuti duka yang sangat mendalam. Beliau baru saja ditinggalkan sang istri tercinta, Siti Khadijah RA, yang selalu setia menemani perjuangan beliau. Tidak lama berselang, beliau juga ditinggalkan oleh pamannya, Abu Thalib.

Dalam situasi penuh duka atau yang juga dikenal dengan istilah amul huzni (tahun kesedihan), Allah SWT 'menghibur' Nabi dengan memperjalankan beliau ke langit untuk dipertemukan dengan-Nya.

Kisah tersebut terjadi pada suatu malam pada tanggal 27 Rajab, yang mana selain menghibur hati Nabi, juga dilakukannya guna menerima wahyu salat lima waktu yang wajib ditaati seluruh umat Islam.

Proses diperjalankannya Rasulullah ini terbagi menjadi dua fase, yakni Isra dan Mikraj. Isra adalah ekspedisi horizontal Rasulullah dari Masjidil Haram (Mekah) ke Masjidil Aqsa (Yerussalem), seperti yang difirmankan Surat Al-Isra ayat 1. 

Adapun Mikraj merupakan perjalanan vertikal dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha. Momen itu dijelaskan dalam Surat An-Najm ayat 13-18 dan banyak diriwayatkan dalam hadits shahih.

Sebagaimana yang tertulis dalam hadits, Nabi menjalani ekspedisi dari Mekah ke Yerussalem memakai sejenis kendaraan atau suatu makhluk yang disebut burak (buraq). Adapun ekspedisinya ditempuh Rasulullah hanya dalam waktu semalam.

Hadits meriwayatkan ciri-ciri menarik dari makhluk yang menjadi kendaraan Rasulullah guna melakukan perjalanan Isra Mikraj itu. Kendaraan yang sampai detik ini belum mampu direkayasa oleh teknologi modern.

Hadist tentang ciri-ciri burak. | Dokumentasi pribadi

Burak dalam bahasa Arab berarti cahaya atau kilat. Namun, banyak pakar hadist yang mengartikan burak sebagai hewan tunggangan yang berwarna putih, lebih pendek dari bighal (persilangan antara kuda-keledai) dan lebih tinggi daripada keledai. Ciri-ciri itu sesuai dengan yang diriwayatkan dalam banyak hadist.

Menurut pakar hadits dari Pusat Kajian Hadits (PKH) Jakarta, KH Ahmad Lutfi Fathullah, burak bukanlah cahaya/kilat. Pasalnya, peristiwa itu melibakan jasad dan ruh Rasulullah, pun telah dijelaskan dalam hadist terkait ciri-ciri fisiknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline