Lihat ke Halaman Asli

David Abdullah

TERVERIFIKASI

Kaum Rebahan, Kartu Truf Pemilu 2024

Diperbarui: 12 April 2022   11:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Pemilu Serentak 2024. | (Kompas/Handining)

"Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia."

Orasi presiden pertama RI, Ir. Soekarno, yang dilontarkan dengan semangat yang menyala-nyala itu menunjukkan betapa krusialnya peran generasi muda bagi kemajuan sebuah peradaban.

Generasi muda, di hadapan Sang Putra Fajar, merupakan tonggak yang akan memimpin bangsa Indonesia pada masa depan. Di tangan anak-anak muda lah tongkat estafet kepemimpinan Negara Kesatuan Republik Indonesia berada.

Jatuh bangunnya sebuah bangsa akan sangat bergantung pada bagaimana para pemudanya menjalankan roda kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini. Mereka begitu diandalkan lantaran mempunyai karakteristik semangat yang berapi-api, revolusioner, dan penuh idealisme.

Adapun dalam konteks Pemilu Serentak 2024, kesuksesan Pemilu bukan hanya berada di tangan penyelenggara Pemilu, melainkan juga seluruh komponen masyarakat yang terlibat aktif dalam semua tahapan, termasuk di antaranya kalangan pemuda.

Merujuk pada data sensus penduduk Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, populasi generasi Z (gen Z) mencapai 75,49 juta jiwa (27,94%). Sementara, generasi milenial mencapai 69,90 juta jiwa (25,87%). Data itu menunjukkan bahwa arah gerak bangsa akan sangat ditentukan oleh anak-anak muda.

Meminjam klasifikasi kelompok penduduk versi William H. Frey, gen Z adalah mereka yang terlahir dalam kurun tahun 1997-2012 (usia 9-24 tahun). sedangkan generasi milenial terlahir dalam kurun tahun 1981-1996 (usia 25-40 tahun).

Dari sana saya meyakini, sebagian besar pembaca artikel ini berada dalam rentang kedua kategori usia tersebut, yang bakal menjadi rebutan dan agen perubahan pada Pemilu 2024. Jadi, kalian lah anak muda yang dimaksud oleh Bung Karno beberapa dekade silam. Anak-anak muda yang kelak akan mengguncangkan dunia.

Dibanding dengan generasi sebelumnya, partisipasi politik generasi milenial memiliki karakteristik unik. Bentuknya tak harus bergabung dengan parpol atau terlibat arus politik praktis. Menurut Ariadne Vromen (2017), ada tiga bentuk karakteristik partisipasi politik milenial.

Pertama, terpicu oleh isu (issue-driven). Apa pun yang tengah viral di internet bisa dijadikan bahan diskusi bagi generasi milenial. Isu-isunya variatif, mulai dari soal perubahan iklim, identitas, gender hingga isu yang menyangkut diri sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline