Lihat ke Halaman Asli

David Abdullah

TERVERIFIKASI

Polri Tanam Kamera di Badan Anggotanya, Buat Apa?

Diperbarui: 10 Januari 2022   14:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi kamera badan (body-worn camera) yang dipergunakan Polri. | kompas.com

Ide visioner mencuat di tengah krisis kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri. Walau hasil riset menemukan bahwa body-worn camera tak terlalu efektif guna menekan perilaku 'nakal' polisi, upaya perbaikan kiranya harus tetap dilakukan.

Pada era serba digital, sudah selayaknya inovasi teknologi juga diinjeksikan pada seluruh intitusi negara guna menunjang perbaikan kinerja mereka, salah satunya Polri. Apalagi, di tengah riuhnya polemik yang kerap kali menyeret personel korps Bhayangkara belakangan ini.

Kabarnya, anggota polisi hendak dibekali kamera badan (body-worn camera) untuk menunjang terciptanya akuntabilitas dan transparansi kinerja mereka di lapangan. Program itu sendiri adalah rekomendasi Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) yang akan segera dieksekusi oleh Polri.

Kompolnas menilai, kamera badan bisa mencegah penyalahgunaan wewenang, kekerasan berlebihan, dan perilaku culas. Inovasi itu juga bisa menjadi bagian dari pengawasan dan bukti kinerja polisi kala sedang bertugas. 

"Body-worn camera sangat bagus untuk mengawasi kinerja anggota di lapangan agar tidak melakukan penyimpangan, misalnya agar tidak melakukan kekerasan berlebihan, atau tidak melakukan pungli serta tindakan arogan," kata Juru Bicara Kompolnas, Poengky Indarti, (2/1/2022).

Kehawatiran Poengky sebetulnya sangat beralasan. Sebab, menurut data Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), selama Juni 2020 sampai Mei 2021, telah terjadi 651 kasus kekerasan yang dilakukan anggota polisi. 

Adapun kekerasan yang paling banyak dilakukan anggota adalah penembakan pada penanganan aksi kriminal, yakni sebanyak 390 kasus. Lalu, varian tindak kekerasan lainnya adalah penangkapan sewenang-wenang sebanyak 75 kasus, penganiayaan sebanyak 66 kasus, dan pembubaran paksa sebanyak 58 kasus.

Selain menjadi bagian dari pengawasan kinerja anggotanya, kamera badan juga menjadi representasi Polri yang modern. Penggunaannya akan difokuskan kepada anggota yang bertugas di lapangan atau yang berhadapan dengan publik seperti reserse, sabhara, binmas, brimob, serta satuan lalu lintas.

Sebenarnya Ditlantas Polda Metro Jaya, pada 2019 lalu, sudah mulai membekali anggotanya dengan kamera badan yang dipasang di bagian saku seragam secara terbatas (uji coba). Namun, pelaksanaan kebijakan itu secara nasional baru akan dieksekusi pada tahun 2022 ini.

Bisa jadi kebijakan pemasangan kamera badan juga dipicu oleh maraknya kasus aparat yang bertindak di luar aturan dan mencemarkan nama baik institusi. Tagar #PercumaLaporPolisi yang berkembang di Twitter, agaknya berhasil mendesak Polri guna segera menemukan solusinya.

Mengenal Body-Worn Camera

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline