Seandainya saya diijinkan untuk menempatkan satu nama dalam ensiklopedia ras manusia paling jenius yang pernah dilahirkan di kolong atmosfer—tanpa berpikir ulang—saya akan menyodorkan Magnus Carlsen. Pecatur terkuat dalam peradaban Homo sapiens.
Undisputed! Tidak terbantahkan. Magnus Carlsen ialah sosok pecatur paling jenius yang pernah terlahir di kolong atmosfer, bahkan terkuat sepanjang peradaban ras Homo sapiens. Bagi siapa saja yang masih meragukannya, ada baiknya kalian harus berpikir ulang mulai detik ini juga.
Predikat itu tentu tidak berlebihan sebab Carlsen mampu menjaga konsistensinya sebagai pemegang mahkota jawara catur dunia lima kali beruntun, sejak 2013 lalu.
Pada Jumat, 10/12/21, pecatur kelahiran Norwegia itu berhasil mempertahankan mahkota juara catur dunia (FIDE World Championship 2021) setelah membekuk pecatur asal Rusia, Ian Nepomniachtchi, di Dubai, Uni Emirat Arab.
Nepo, sebagai kuda hitam, menjadi ujian berat bagi Carlsen pada babak awal. Lima babak pertama berakhir imbang. Namun, harapan Nepo pupus usai Carlsen sukses mengalahkannya pada gim keenam yang berjalan hampir delapan jam.
Game 136-langkah di babak keenam itu, menjadi pertandingan terpanjang dalam sejarah kejuaraan dunia. Adapun margin keunggulan empat poin Carlsen, adalah yang terbesar dalam 100 tahun terakhir.
Carlsen wins game 11 with the black pieces and has defended his World Champion title! 👑#CarlsenNepo #FIDEMatch2021 pic.twitter.com/cKo70HRidk— Chess.com (@chesscom) December 10, 2021
Dwitarung antara dua pecatur top dunia tersebut berakhir dengan poin final 7,5 melawan 3,5 untuk Carlsen. Dia berhak menggondol hadiah senilai 1,2 juta euro (setara Rp16,2 miliar), sementara Nepo mendapat 800 ribu euro (Rp12,9 miliar).
Gaya Main Mozart of Chess
Tentu amat musykil untuk bisa menjadi juara catur dunia dan menyandang label sebagai pecatur dengan rating tertinggi sepanjang sejarah catur tanpa memiliki kemampuan dalam penguasaan strategi, posisi, dan taktik yang sangat mumpuni.