Lihat ke Halaman Asli

David Abdullah

TERVERIFIKASI

Belajar "Gila" ala Mikhail Tal, Sang Penyihir dari Riga

Diperbarui: 25 Maret 2021   09:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sang Penyihir dari Riga, Mikhail Tal, tengah berpikir keras. | Chessajedrez.com

"There are two types of sacrifices: (in chess) correct ones, and mine."

Ajaib, jenius, gila, tidak wajar, dan luar biasa, adalah sederet label yang belum cukup mampu untuk mendeskripsikan seorang "penyihir" berdarah Yahudi ini.

Sosok legenda catur itu bernama lengkap Mikhail Nekhemievich Tal, yang terlahir pada 9 November 1936 lalu, di Kota Riga, Republik Latvia (pecahan Uni Soviet).

Ia mulai belajar catur pada usia delapan tahun dengan melihat ayahnya bermain. Tal lolos ke kejuaraan catur Latvia pada tahun 1951. Ajaibnya, ia mampu finis di depan pelatihnya sendiri.

Pecatur yang hobi merokok dan mabuk tersebut mengalahkan beberapa pemain top dunia dalam perjalanannya menjadi Grandmaster (GM) pada tahun 1957.

Mikhail Tal sedang berpikir keras. | Fide.com

Ia berhasil memenangkan medali emas dalam tiga Olimpiade Mahasiswa tanpa tersentuh kekalahan. Selain itu, ia juga berhasil memenangkan kejuaraan catur Soviet pada tahun 1957 dan 1958.

Puncaknya, ia dinobatkan sebagai juara catur dunia yang kedelapan pada tahun 1960 silam. Tal merupakan juara dunia termuda kala ia masih berusia 23 tahun sebelum dipecahkan pecatur legendaris asal Rusia, Garry Kasparov, (22 tahun).

Namun, sayang, gelar itu mampu direbut kembali oleh musuh terbesarnya, Mikhail Botvinnik, hanya setahun berselang saat kondisi kesehatan Tal tengah menurun.

Kemampuan sihirnya pada saat itu bisa membuatnya bangkit dan mencatatkan rekor dunia sebagai pecatur yang tidak terkalahkan terpanjang secara beruntun.

Dari 23 Oktober 1973 hingga 16 Oktober 1974, ia berhasil memainkan 95 partai tanpa kekalahan. Rekor itu tak mampu diusik pecatur lain, sebelum kemudian dipecahkan pecatur China, Ding Liren, yang tak pernah kalah selama 100 laga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline