Lihat ke Halaman Asli

David Abdullah

TERVERIFIKASI

Saat "Monday Blues" Melanda, Kaum Rebahan Bisa Apa?

Diperbarui: 14 Februari 2021   19:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi I Hate Mondays | Photo by Annie Spratt on Unsplash

Hari apa yang paling Anda benci? Tak perlu dijawab. Ia akan selalu hadir meski Anda membencinya. Lantas, kaum rebahan bisa apa?

Dahulu kala, jauh sebelum hidung mungil kita menghirup aroma peradaban dengan segala hiruk pikuknya, masyarakat belum memiliki sistem penanggalan yang sahih dan disepakati secara global.

Setiap suku atau bangsa di seluruh dunia mempunyai sistem penanggalan masing-masing. Misalnya, kalender suku Maya serta suku Aztec. Banyak yang meyakini bahwa satu minggu terdiri dari sepuluh hari. Ada pula yang mempercayai bahwa seminggu terdiri dari lima hari.

Monday Blues, Sindrom Hari Senin. | Vanna.com

Penetapan tujuh hari dalam satu minggu diprediksi mulai digunakan oleh bangsa Babilonia pada abad keenam SM. Mereka mempercayai bahwa Tuhan menciptakan Bumi dalam waktu enam hari, kemudian menetapkan hari ketujuh sebagai waktu untuk beristirahat.

Itulah alasan mengapa mereka menilai bahwa seminggu terdiri dari tujuh hari. Meski demikian, hari belum memiliki nama seperti apa yang dikenal saat ini. Mereka sekedar menyebutnya dengan hari pertama, kedua, dan seterusnya.

Penamaan hari. | Dokumentasi hasil olehan pribadi.

Lantas, pada zaman imperium Romawi Kuno atau tepatnya ketika Julius Caesar berkuasa, barulah hari-hari itu diberi sebuah identitas. Pelabelannya sendiri diambil dari nama Matahari, Bulan, dan lima planet yang diketahui pada saat itu. Sementara sistem kalendernya sendiri disebut dengan Kalender Julian.

Dalam banyak ragam bahasa, hari Senin umumnya diakuisisi dari istilah "Bulan". Adapun dalam bahasa Indonesia, istilah Senin atau "Isnain" diadopsi dari bahasa Arab yang berarti dua, yang merujuk pada hari kedua dalam sepekan. 

Nama lain untuk hari Senin adalah Soma, yang diambil dari bahasa Sanskerta yang berarti Bulan. Identik dengan pengertian dalam bahasa-bahasa di Eropa.

Bagi kaum rebahan, eksitensi hari Senin kiranya cukup disesalkan. Pasalnya, hari Senin merupakan awal pekan yang mana semua aktivitas dimulai, seperti malas-malasan, sekolah, kuliah, dan juga kerja.

Oleh karena itu, eksistensi hari tersebut menjadi momen yang paling berat bagi penganut paham rebahanisme di seluruh penjuru Galaksi Bima Sakti.

Adakah yang pernah merasa mager alias malas gerak pada hari Senin? Tak perlu khawatir sebab Anda tidaklah sendirian. Ada jutaan manusia yang mengalami hal serupa. Saya pun termasuk di dalamnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline