Lihat ke Halaman Asli

David Abdullah

TERVERIFIKASI

Begini Cara "Google Effect" Bikin Otak Kita Menjadi Manja

Diperbarui: 8 Januari 2021   08:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Google effect. | AmsStudio / Shutterstock.com

Sejak bertemu Google, ia selalu menjadi tempat bertanya. Kita sudah terlalu lama dimanjakan olehnya. Tatkala dirinya pergi, kita mendadak lupa. Mati gaya.

Taruhlah ketika kamu sedang membaca artikel dan menemukan kata-kata yang tidak dikenal. Alih-alih berpikir sangat keras untuk mengetahui artinya, kamu akhirnya memutuskan untuk mamakai Google untuk mencari tahu definisinya.

Beberapa hari kemudian, kamu kembali menemukan kata-kata itu, tetapi kamu tak mampu mengingat artinya. Lantas, kamu akan kembali mencarinya dalam sumber informasi andalanmu tersebut.

Situasi itu terus berulang sehingga kamu merasa tak perlu lagi susah-susah untuk mengingat kosa kata yang idealnya cukup mudah diingat. Kamu selalu merasa ada Google yang bisa dijadikan tempat untuk berkeluh-kesah setiap kali kamu lupa.

Kamu terus dimanjakan olehnya. Seiring waktu, kamu akan semakin terlena. Kali ini bukan cuman ragam frasa saja yang menjadi alasan kamu memakai Google. Setiap saat kamu menemukan kuldesak, dialah yang menjadi jalan keluarnya.

Siklus itu akhirnya membuat otak kamu menjadi sangat manja. Frasa-frasa yang seharusnya cukup mudah diingat, kamu lupakan begitu saja setelah kamu selesai menggunakannya. Kamu merasa sudah bersahabat baik dengan dirinya. Tatkala dirimu tidak dapat bertemu dengannya, kamu seketika kebingungan. Gregetan.

Situasi yang kamu alami itu dinamakan "Google Effect", yakni kecenderungan untuk melupakan informasi yang dapat ditemukan dengan mudah secara online, terutama dengan menggunakan mesin pencari situsweb seperti Google. 

Google effect. | Diolah dari JonDoh/killersites.com

Google Effect membuat dirimu berpaling kepada internet sebagai tempat pertama untuk mencari jawaban atas segala hal yang ingin kamu ketahui secara instan.

Fenomena psikologis itu membuat kamu tak perlu bekerja keras untuk menyimpan informasi di otak. Pasalnya, kamu sadar betul bahwa informasi itu sangat mudah diakses secara daring.

Jadi, kamu tak harus membuang-buang tenaga cuman untuk mengingat hal-hal yang dapat dengan mudah dicari melalui jaringan internet dan smarthpone dalam jangkauan tanganmu. Sumber informasi kamu cuman berjarak tak lebih dari satu klik. Faktanya, manusia cenderung lebih menggandrungi hal-hal yang mudah dan instan yang bisa memicu ketergantungan berlebih terhadap mesin peramban.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline