Lihat ke Halaman Asli

David Abdullah

TERVERIFIKASI

Aroma Seksualitas dalam Secangkir "Kopi Pangku"

Diperbarui: 27 April 2021   08:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi kopi pangku (warung pangkon). | Reverbnation.com

Bagi penghobi kopi Pangku, ada sensasi tersendiri ketika meneguk secangkir kopi seraya memangku-mendekap manja sang pramusaji.

Sudah pernah mendengar "kopi pangku" belum? Atau barangkali selama ini Kamu sudah menjadi pengunjung setia warung kopi plus-plus tersebut?

Kopi pangku atau warung pangku adalah praktik penjualan kopi yang juga disertai penyediaan layanan teman wanita untuk mengobrol. Sesuai namanya, kedai kopi pangku memungkinkan para pelanggan untuk memangku pramusaji wanita yang menjadi daya tarik utamanya.

Di sejumlah wilayah di Indonesia, kedai kopi yang menyediakan pelayanan plus-plus itu juga disebut dengan istilah kopi senang, warung kopi (warkop) pangkon, warkopang (warung kopi pangku), atau dakocan alias dagang kopi cantik yang merujuk kepada pramusaji wanita yang berparas rupawan dan berbusana aduhai.

Para pramusaji yang bekerja di warkop pangku lazimnya wanita berusia remaja sampai dewasa awal, kira-kira antara 18 hingga 30 tahun. Selain menyajikan kopi dan makanan ringan, beberapa warkop pangku bahkan telah dilengkapi dengan fasilitas audio-visual berupa peralatan karaoke beserta lampu kerlap-kerlip dan menu minuman keras.

Mereka biasa beroperasi mulai dari pukul 18.30 sampai 24.00. Ada juga yang buka hingga waktu subuh. Bahkan, di beberapa daerah, mereka juga berani beroperasi di siang bolong.

Aroma seksualitas tercium begitu pekat di sana. Geliat aktivitas panas di warkop pangku seringkali diasosiasikan dengan praktik prostitusi terselubung. 

Asumsi tersebut tidak sepenuhnya salah karena di beberapa warkop pangku juga menyediakan jasa esek-esek dengan tarif miring. Sebagian dari pramusaji wanita di sana merupakan mantan pekerja seks di kompleks prostitusi yang telah ditutup.

Biasanya, transaksi seks dapat dilakukan usai warung tutup. Beberapa dari mereka dapat dibawa keluar oleh para pelanggan. Ada pula warung yang menyediakan bilik cinta bertarif untuk memadu kasih.

Meski begitu, tak semua warkop pangku menyediakan jasa dan layanan ena-ena. Beberapa di antaranya bahkan melarang adanya relasi asmara antara pramusaji dengan para pelanggan. Aktivitas mereka murni untuk memberikan kanyamanan dan rekan mengobrol bagi pengunjung.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline