Dalam balutan kostumnya yang sempit, karakter maskot menjadi representasi dari filosofi sebuah tim. Manifestasi euforia suporter.
Sekitar 66 juta tahun silam, Bumi berada dalam fase terburuknya. Asteroid raksasa berdiamater 81 kilometer menghantam sebuah wilayah pantai yang kini disebut Chicxulub, Yucatan, Meksiko.
Fenonema alam maha dahsyat itu yang diduga memicu gelombang kepunahan massal di planet Bumi. Hantaman keras itu menewaskan 75 persen dari seluruh organisme, termasuk Dinosaurus.
Seiring waktu, dengan kondisi alam yang teramat ekstrim sebagai akibat peristiwa Cretaceous-Paleogene tersebut, hanya ada satu organisme dari ordo Dinosaura yang mampu bertahan dari kepunahan hingga hari ini, yakni Gunnersaurus.
Setelah sempat terancam mengalami fase kepunahan, Gunnersaurus akhirnya bisa kembali merumput pada Selasa (10/11/20) di Stadion Emirates, London.
Raksasa hijau itu sudah sebulan lebih tak terlihat di Stadion Emirates usai dipecat oleh Arsenal pada 5 Oktober 2020 lalu. Ia menjadi korban rasionalisasi anggaran klub selama pandemi Covid-19 melanda.
Mesut Ozil muncul sebagai pahlawan. Ia menyelamatkan Gunnersaurus dari fase kepunahannya yang kedua. Eks pemain Werder Bremen tersebut rela membayar gaji pria di balik kostum boneka setinggi 335 cm ini dari kantong pribadinya agar tidak kehilangan mata pencaharian.
Pemecatan Gunnersaurus mengundang kecaman keras dari para Gooners hingga mereka tergerak untuk melakukan aksi solidaritas lewat penggalangan dana. Melalui GoFundMe mereka memasang target 70 ribu Pounds (sekitar Rp 134 Milyar). Sebuah aksi kemanusiaan di atas lapangan hijau yang patut diapresiasi.
Menurut Reuters, The Gunners berencana akan tetap menghadirkan Gunnersaurus kala penonton mulai diizinkan kembali datang ke stadion. Mereka juga berjanji, bahwa Gunnersaurus akan selalu menjadi bagian dari klub.
"Seperti yang selalu kami katakan, Gunnersaurus adalah bagian penting dari Arsenal dan sosok yang populer bagi para penggemar kami di seluruh dunia." Gunnersaurus tidak pernah pergi, tapi akibat pandemi, kans dia tampil di depan publik jadi terbatas," tegas juru bicara Arsenal.
Akan tetapi, manajemen klub ternyata lebih cepat menempatkannya kembali ke 'habitatnya' karena terhitung sejak sang Gunnersaurus menghilang, The Gunners seakan tertimpa kutukan. Mereka selalu menelan hasil buruk di kandang sendiri.