Lihat ke Halaman Asli

David Abdullah

TERVERIFIKASI

Transfer Horor Rezim "Nobita", Barcelona Terancam Bangkrut

Diperbarui: 4 November 2020   18:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Josep Maria "Nobita" Bartomeu dalam jumpa pers. Ia memutuskan untuk mundur dari kursi presiden Barcelona (27/10/20). | fcbarcelona.com

Situasi mencekam saat ini tengah melanda Barcelona, selain tampil loyo di La Liga, mereka juga harus bertahan dari teror kebangkrutan.

Usainya bulan Oktober yang mencekam oleh perayaan Halloween ternyata tidak serta-merta mengakhiri sensasi horor bagi klub kebanggaan rakyat Catalunya.

Lengsernya sang presiden, Josep Maria "Nobita" Bartomeu, belum benar-benar bisa meredam situasi mencekam itu. Kini Barca harus menghadapi ancaman teror mencekam lainnya, yakni kebangkrutan.

Barcelona merupakan salah satu tim elit Eropa yang bergelimang prestasi. Selain itu, Barca juga menahbiskan diri menjadi klub dengan penghasilan paling tinggi di dunia. Meski demikian, status prestise itu tidak menjamin kondisi finansial mereka bisa kebal terhadap ancaman krisis akibat pandemi Covid-19.

Krisis yang dialami Barca sejatinya cukup mengherankan, mengingat pada musim 2018/19 mereka sukses bercokol di posisi tertinggi sebagai klub berdompet paling tebal di dunia. Menurut laporan Deloitte's Football Money League, mereka berhasil meraup pendapatan mencapai 741 juta pounds atau setara dengan Rp 13 triliun.

Alih-alih kokoh bertahan dari gempuran krisis, mereka justru menjadi tim raksasa di daratan Eropa pertama yang terancam mengalami gulung tikar.

Tidak adanya pos pemasukan dari tiket, penjualan merchandise, serta tur stadion (sektor pariwisata) disebut-sebut sebagai penyebab utama kondisi keuangan klub yang berdarah-darah.

Krisis itupun diakui oleh presiden interim klub, Carles Tusquets, yang kini memiliki tanggung jawab penuh atas Barca. Fokus utama klub, menurut Tusquets, adalah ekonomi. Pandemi menghantam kondisi finansial klub dengan sangat keras.

"Klub bergantung pada pariwisata dan sekarang semua pendapatan itu telah hilang. Kami harus menggunakan ide (pemangkasan gaji) dewan sebelumnya untuk mengatasi masalah yang kami hadapi." kata Carles. Dilansir dari Marca.

Menurut laporan media berbasis Spanyol, RAC1, klub yang berdiri pada tahun 1899 itu bisa berpotensi bangkrut pada Januari 2021 mendatang jika tidak memangkas gaji para pemainnya dalam waktu dekat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline