Lihat ke Halaman Asli

David Abdullah

TERVERIFIKASI

Termasuk Hilangnya "Epic Comeback", Ini 5 Dampak Format Baru Liga Champions

Diperbarui: 15 Agustus 2020   00:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Trofi The Big Ears UCL | Greekherald.com.au

Usai terhenti beberapa saat karena pandemi Covid-19, Liga Champions comeback dengan sejumlah penyesuaian pada laga-laga tersisa.

Duel perempat final Liga Champions kali ini akan terasa sangat berbeda dari musim sebelumnya. Opsi perubahan format terpaksa harus diambil oleh UEFA untuk mempersingkat jalannya liga dengan durasi 12 hari pada babak perempat final hingga partai final.

Liga Champions akan dilanjutkan dengan format turnamen mini yang hanya akan digelar di satu venue, yakni kota Lisbon, Portugal, pada 12 Agustus hingga 23 Agustus 2020 waktu setempat (13-24 Agustus WIB).

Portugal dipilih sebagai satu-satunya venue karena dinilai paling aman dari risiko paparan Covid-19. Mengingat negara pemenang EURO 2016 itu adalah salah satu negara di Benua Biru dengan penangangan pendemi yang cukup baik.

Semua laga masih akan digelar secara tertutup atau tanpa penonton. Adapun dua stadion yang ditunjuk oleh UEFA, yakni Estadio Jose Alvalade dan Estadio da Luz.

Estadio da Luz markas Benfica | as.com

Diketahui Estadio Jose Alvalade adalah kandang dari Sporting Lisbon dengan kapasitas 50.076 penonton. Sementara Estadio da Luz merupakan markas dari rival sekotanya, Benfica, yang mampu menampung 65.647 suporter.

Lisbon terakhir kali menjadi tuan rumah final Liga Champions 2014. Saat itu Real Madrid menggebuk Atletico Madrid 4-1 pada laga bertajuk El Derbi Madrileno melalui babak perpanjangan waktu di Estadio da Luz.

Format baru yang diberi nama Express itu akan menghapuskan sistem dua leg di partai perempat final yang menjadi trademark Liga Champions dan diganti dengan hanya satu leg di tempat netral.

Perubahan format satu leg baru pertama kali terjadi sejak gelaran perdana Liga Champions pada musim 1955-1956. Kompetisi yang saat itu masih disebut European Champion Clubs' Cup (Piala Champions) hanya diikuti oleh 12 klub dengan format sistem gugur (knock out) dari laga pertama hingga semifinal. Lalu tim dengan poin tertinggi akan maju ke babak berikutnya.

Pada musim 1992-1993, UEFA melalukan pergantian nama dari Piala Champions menjadi Liga Champions (UEFA Champions League). Lantas formatnya pun ikut berubah, ada penambahan babak kualifikasi dan penyisihan grup sebelum menuju fase knock out.

Khusus laga final hanya digelar sekali di venue yang ditunjuk UEFA. Sistem inilah yang digunakan hingga sekarang, kecuali pada musim 2019/20.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline