Setelah 30 tahun, akhirnya kutukan You'll Never Win Again bagi Liverpool pun sirna. Fiuh ~
Liverpool mengukuhkan diri sebagai juara Premier League 2019/20 setelah Manchester City kalah 1-2 dari Chelsea di Stamford Bridge (26/6/2020). Dengan ini, poin Liverpool sudah tidak mungkin lagi dikejar oleh The Citizen, pesaing terdekatnya.
Menjadi gelar ke-19 bagi The Reds setelah kali terakhir mantan klub Steven Gerrard itu menjuarai liga pada musim 1989/1990.
Sepertiga abad bukanlah waktu yang singkat. Dibutuhkan sebuah kesabaran, baik untuk meramu tim yang kuat maupun membangun mental baja--guna meredam ejekan dari fans lawan.
Dalam masa penantiannya, Liverpool sangat identik dengan sebutan tim besar yang kerap lengah dan kehilangan poin dari tim-tim gurem, namun begitu tangguh jika bersua sesama tim The Big Six.
Selain menghentikan kutukan selama 30 tahun, raihan trofi Liga musim ini sekaligus mengakhiri julukan tim "Robin Hood" pada Liverpool.
Optimisme Klopp sudah terlihat ketika pertama kali ia menjejakkan kakinya di Anfield sebagai manajer Liverpool pada 8 Oktober 2015 silam.
"Kita bisa menunggu, saya tidak ingin mengatakan kita harus menunggu selama 20 tahun. Tetapi ketika saya duduk di sini, dalam empat tahun, saya cukup yakin kita akan memenangkan gelar. Saya cukup yakin! Jika tidak, mungkin saya akan melatih tim di Swiss selanjutnya." Ujar manajer kelahiran Stuttgart tersebut.
Sebuah pesan dari Klopp dalam konferensi pers pertamanya untuk Liverpool yang mampu menyulap "Tim Cap Bango"--julukan para pembenci Liverpool di Indonesia--menjadi tim bermental juara.
Namun, optimismenya saat itu masih belum cukup mampu mengantarkan kemenangan kala bersua Tottenham Hotspur pada 17 Oktober 2015. Laga berakhir imbang dengan skor kacamata.