Apa yang pertama kali muncul di benak kita ketika mendengar kata Yakuza? Ya, kekerasan, samurai, kejam, bisnis haram, pertumpahan darah, tato, atau stigma negatif lainnya. Setidaknya itulah persepsi yang kita dapatkan dari film-film bernuansa Jepang. Namun ternyata, Yakuza tidak hanya sebatas itu...
#Sejarah Yakuza
Yakuza tidak bisa lepas dari sejarah panjang negara Jepang. Para sejarawan mengatakan bahwa akar sejarah Yakuza dapat ditelusuri hingga abad ke-17, tepatnya pada periode Edo. Menjadikannya sebagai salah satu sindikat kriminal terorganisir tertua di dunia.
Saat Shogun (pemimpin militer) Tokugawa berkuasa menggantikan Shogun sebelumnya. Pergantian itu mengakibatkan sekira 500 ribu Hatomo-yakko (pasukan shogun) kehilangan tuan. Hatomo-yakko yang kehilangan tuan itulah yang dikenal sebagai Ronin.
Banyak dari Ronin itu mulai menjadi penjahat dan tukang pukul. Absurdnya, mereka sering menusuk seseorang hanya untuk mengetahui ketajaman pedangnya. Karena perilaku gilanya itu kemudian mereka disebut sebagai Kabuki-mono. Mereka juga dikenal karena memiliki kesetiaan yang tinggi antar anggotanya, sehingga kelompok ini sulit dibasmi.
Untuk melindungi kota dari Kabuki-mono, otoritas setempat membentuk Machi-yakko (satgas). Ada dua kelas profesi yang membentuk Machi-yakko, yaitu kaum Bakuto (penjudi) dan Tekiya (pedagang). Machi-yakko segera menjadi pahlawan rakyat, dipuji karena keberaniannya melawan Hatamo-yakko, meskipun sebagian besar anggotanya tidak terlatih.
Konon, kelompok Burakumin yang terdiri dari para tukang jagal, pengurus pemakaman, dan penyamak kulit juga tergabung dalam Yakuza. Mereka adalah orang-orang dengan pekerjaan yang berurusan dengan kematian, kelompok yang terbuang.
Setelah berhasil menggulingkan para Ronin, para anggota Machi-yakko justru meninggalkan profesi awal mereka dan memilih jadi preman. Kelompok yang awalnya bertugas melindungi masyarakat menjadi ditakuti masyarakat. Lambat laun, kaum Bakuto dan Tekiya melebur menjadi satu identitas kelompok yaitu Yakuza.
Nama Yakuza sendiri diambil dari permainan kartu Hanafuda dan salah satu kombinasi kartu terburuk adalah angka 8-9-3, bisa dibaca sebagai ya-ku-sa, yang dalam bahasa Jepang dapat diartikan sebagai sesuatu yang tidak berguna bagi masyarakat.
Yoshio Kodame, Godfather-nya Yakuza yang juga seorang eks-militer dengan pangkat terakhir Admiral Muda, berhasil mempersatukan dua fraksi besar Yakuza, yaitua Yamaguchi-gumi pimpinan Kazuo Taoka, dan Tosei-kai yang dipimpin Hisayuki Machii.
Yakuza pun semakin besar keanggotaannya pada periode 1958-1963, mereka diperkirakan memiliki anggota 184.000 orang atau lebih banyak daripada anggota tentara angkatan darat Jepang saat itu.