Engkau menggali jiwaku yang terkubur dengan kedua tanganmu didalam lubang tanah berlumpur
berlumur darah penantian, berserak,kau himpun jadi satu
lalu kau duduk dihadapannya, bersila,
doa - doa mengalir dari senyum indahmu seolah kau pencipta hatiku,
saat ku terjaga, terlihat sepasang bola matamu sedang berharap kebangkitan ruh cintaku,
lalu aku jadi penyembah keanggunan kasihmu, selamanya...hingga aku mati lagi
(Cuplikan Novel Kitab Semilir)