Lihat ke Halaman Asli

Temaram di Surga

Diperbarui: 1 Agustus 2016   23:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: tamarar.deviantart.com

    Menunggu kata-kata pecah dari bibir malam
    aku menyemat nelangsa
    menghitung waktu berputar
    sambil merayu permainya keindahan
    aku akui eloknya keanggunanmu
    berlari
    terjatuh batinku rapuh
    terbebas lalu terpenjara dalam pusat kebijaksanaan
    cinta membebaskan rohaniah sang dewi
    tapi cinta menyingkap kebiadapan asmara
    atas namanya aku selalu menjauhi subuh dan burung-burung pagi
    atas namanya aku selalu mengetuk jendela mimpimu

    seumpama pagi ini adalah temaram disurga
    seumpama siang ini adalah langit pelukanmu dan darba kasih sucimu
    aku pasti akan menukar seluruh syair terindah dalam setiap bait kitab semilirku
    menjadi mahligai kata
    yang tidak pernah disaksikan manusia
    kecuali telaga nazam
    tempat kita menukar perasaan

    menempatkan ditempat sesungguhnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline