Lihat ke Halaman Asli

Bunga Keranda

Diperbarui: 30 Juli 2016   19:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Sumber Gambar: http://kitabsemilir.com)

Hatiku bagai tebaran bunga keranda
jatuh dari tangan bidadari
menggelapar laksana pengemis lapar

karena jiwa
biarlah tangga menuju surga itu terbuka
tapi aku tetap disini
menunggumu dipuncak nirwana

Kekasih
sebuah janji telah menjelma seperti ombak bermadu kabut
menggeliat di kaki langit
dan air matamu tumpah menggenangi bumi
perihnya khalbu
sakitnya teriakanmu
memisahkan ingatan kita pada cinta

dibatas kepedihan ini
kudengar kau menyebut namaku
sedang aku terpenjara di bukit rindu

dan kau
telah kembali pada cinta yang agung

inilah derita yang panjang
menyisakan debu
dan keheningan bermandi puisi duka

Wahai malam
hentikan tarian-tarian gelapmu yang merasuki mimpiku
pabila kusentuh wajah kekasih dengan ayat-ayat bisu
mengalirlah darah dari cawan sepi

karena jiwa
aku menunggumu
diantara tiang-tiang candi beratap senyummu

http://kitabsemilir.com/bunga_keranda.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline