Lihat ke Halaman Asli

"Bermain"

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ini masih tentang rindu…

Yang sedang ingin kau permainkan.

Dan kau jadikan lelucon dini hari yang masih terjaga.

*

Ini juga masih tentang rindu…

Yang sedang ingin kau gelar dan sudah.

Lalu sangkamu ini adalah gelora pengisi dahaga saja.

*

Bermainlah dan aku akan menjadi pion.

Pion bisu buta dan tuli atau bahkan mati,,, MATI RASA.

Lalu papan catur ini akan memanas bagai tungku nafsu bisu… mati.

*

Sentuhlah bara ini dengan rindu,,,

Rindu-mu saja dan bukan RINDU-ku.

Yang tak ‘kan terjangkau oleh,,, nalar liar–mu.

*

Rinduku bukan rindumu

Bermainlah bukan dengan rinduku

Bermainlah saja dengan tungku rindumu

*

Ini bukan tentang RINDU ku…

Tetapi tentang kopi hitamku ^_^

--MH--

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tragedi buah apel, samakah dengan tragedi buah mangga, lalu apa bedanya dengan tragedi pohon kamboja,,,? Hari ini memang tak sama dengan hari lalu sobat dan akan selalu berbeda, karena waktu terus berjalan. Ucapan rindu dan cintamu jangan kau kira akan hentikan perjalanan waktu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline