Lihat ke Halaman Asli

"Jika"

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jika,,, Ku lantunkan lagu indahku, apakah akan indah di pendengaranmu? Ku bisikkan aku ingin, akankah kau tahu inginku? Ku gelar pelaminan di sana, apakah benar itu untukmu? Dan jika,,, Ku katakan aku mencintaimu, akan berartikah ini untuk hari-harimu? Ku senandungkan rindu dan sepiku, benarkah hadirmu untuk arungi hari bersamaku? Ku tulis semua yang tersimpan, inginkah kau membacanya hingga tetes tinta terakhirku? Masih jika,,, Wajah dari hitamnya malam itu adalah milikmu, sampai kapan kusimpan timbunan rindu ini. Bisikan dari karang beku itu darimu, sampai kapan penantian panjang ini. Aku tak ingin bertanya, tapi biarkan kuarungi jejakmu. Jejak rindu sebenar-benarnya RINDU dan bukan panggung rindumu. Karena sudah terlalu panjang jejak RINDUku terhampar,,, dalam tiap kelopak hitam. Aku bersimpuh di hadapan RINDU, tiap kau cecerkan kata rindu. -MH- ------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Cobalah ucapkan satu kata, jika kau sudah punya cukup makna dan silahkan bertanya, jika kau tahu aku punya jawabnya. Tapi segera pergilah jika kau hanya ingin berkata-kata, lalu bersihkan pikiran kotormu dari tahta CINTA. Menikmati keindahan warna hitam tidak harus melumuri warna putih dengan hitam. Semua sudah ada ketentuannya. *Tulisan ga jelas di sela kopi senja




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline