Lihat ke Halaman Asli

"Untuk Apa"

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Untuk apa jika aku berkata pada hitam dan pekat malam,

saat belaianmu membunuh semua nafas harapanku,

indah kalimatmu memcabik senyum kehidupanku,

lalu aku terkapar dalam genangan rindu tak berarti,

karena aku tahu rinduku takkan berarti untuk gelora malam.

Untuk apa jika aku menjerit di dalam genggaman rayuanmu,

semua kau rebut dalam sekejap dan begitu sempurna,

aku tak dapat mengelak dan segera terperangkap,

saat kau berkata aku mendengarkan dengan seksama,

dan sudah karena aku segera tahu kau akan pergi begitu saja.

Untuk apa semua sandiwara ini tolong katakan padaku,

kehidupan memang seperti roda harus berputar,

dan aku ada di sana harus melangkah,

untuk apa kau coba hentikan langkah pastiku,

tidakkah cukup kau lihat sudah banyak air mata mengalir.

*** M H ***

---»•*•.¸¸¸¸.•.¸¸¸¸.•*•»-»•*•.¸¸¸¸.•.¸¸¸¸.•*•»---

Jika malam ini harus tuntas sakit dan lelah

Akan kuletakkan penghujung rindu pada rongga hitammu

Lalu berikan aku secangkir kopi hitamku ^_^




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline