Lihat ke Halaman Asli

"Sayap Patah"

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku letakkan tiap helai dari bulu sayapku

memahat begitu indah dan kuat, agar aman dari angin bertiup

lalu terbang ke semua penjuru bahkan kegelapan

mengumpulkan tiap tetesan airmata kehidupan

dari para burung bersayap patah dan terbuang.

Lalu kau datang dengan seribu janji tentang kebahagiaan

memajang sangkar emas di balik perangkap dan jeruji besi

kau meminta aku berdiam di sana untuk kau rajam perlahan

yang sebenarnya aku sudah mati di tanganmu

dan kau menyaksikan itu dengan tertawa gembira.

Tanpa kepuasan kau penggal sayapku

satu demi satu dan selesai sudah semua harapanku

yang telah kutata dan rapikan sedemikian rupa

tak ada arti yang kau inginkan tentang diriku

pada persimpangan jalan aku menatap antara kamu dan kehidupan.

Sekarang sudah patah semua sayapku olehmu

bukan hatiku yang telah kau patahkan tapi sayapku

aku katakan sayapku yang patah dan bukan hatiku

apa kau tahu, aku akan tak bersayap bila kau mau

aku akan menggelepar tanpa darah yang kau ingin lihat.

Namun kamu tak tahu, benar-benar tak akan pernah tahu

aku bisa terbang tanpa sayap, bagai sehelai kertas tertiup angin

aku akan terbang tinggi ke tempat yang tak terjangkau olehmu

dengan sayap-sayap yang telah kau patahkan dan kau kira telah patah

ketika Tuhan kirimkan seseorang untukku, dan melihat sayapku yang tersembunyi.

----- M H -----

Selamat berakhir pekan, mari ngopi...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline