Bandung -- Bit dan byte nerupakan isitilah yang sering kita dengar dan sering kita temukan saat berurusan dengan dunia per-internet-an. Terkadang bagi user awam, istilah -istilah ini sering membuat bingung, terutama dengan pertanyaan mengenai speed internet atau kecepatan upload/download. Pada prinsipnya, bit yang biasa disimbolkan dengan huruf "b" kecil dan "byte" dengan symbol huruf "B" besar tidak sama. Dalam sistem bilangan binner 1 byte terbentuk dari 8 bit.
Bit
bit merupakana kepanjangan dari "Binary Digit", yang berarti digit biner. Binary digit adalah unit satuan terkecil dalam komputasi digital. Berbeda dengan bilangan binner lho ya, mungkin sebagian dari kita ada yang trauma dengan bilangan ini, terutama bagi alumni kampus "cap gajah" yang saat ospek dibariskan dan disuruh berhitung dalam bilangan binner, 0001 1001 dst, salah push up boss, terus kita dongkol, (ah malah curhat). Merunut pada sejarah, istilah bit pertama kali diperkenalkan oleh John Tukey pada tahun 1947, saat itu ia bekerja sebagai peneliti di Laboratorium Bell.
Nah, lalu bagaiman dengan istilah "bit" di Laboratorium IAS? Yuk baca berita dibawah ini.
Laboratorium IAS sedang menyelenggarakan "bit" ISO 17025 di ruang Biosphere Gedung utama DDS Bandung(14-15/11). Jauh dari istilah bit pada uraian diatas, bit yang digunakan oleh IAS tidak lain adalah singkatan dari "Building an Internal Training", yaitu kegiatan pemantapan seluruh karyawan IAS agar lebih memahami filosofi ISO 17025 secara holistic. Pemateri pada kegiatan ini adalah Setyo Hadi Hernowo dan Normarhinta Solihah yang sebelumnya sudah mengikuti kegiatan pelatihan di Bogor beberapa bulan lalu.
Standard ISO adalah suatu instrumen penting bagi produk, jasa dan sistem yang ingin bersaing secara global. Standard ISO adalah salah satu standar internasional dalam sebuah Sistem Manajemen Mutu (SMM) yang digunakan untuk mengukur mutu organisasi. Standard ISO memegang peranan penting dalam mengukur bagaimana kredibilitas sebuah laboratorium pengujian yang ingin bersaing secara global dan juga adalah salah satu cara untuk meningkatkan sistem manajemen mutunya.
Salah satu sistem manajemen mutu ISO yang dikenal adalah Sistem Manajemen Mutu ISO 17025. ISO/IEC 17025 merupakan perpaduan antara persyaratan manajemen dan persyaratan teknis yang harus dipenuhi oleh laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi. Penerapan standar ISO/IEC 17025 pada umumnya dihubungkan dengan proses akreditasi yang dilakukan oleh laboratorium untuk berbagai kepentingan.
Hal ini tentu saja merupakan sebuah fenomena yang menggembirakan mengingat ISO/IEC 17025 merupakan sebuah standar yang diakui secara internasional, sehingga hasil pengujian dan kalibrasi yang dilakukan oleh laboratorium yang telah memiliki sertifikasi ISO/IEC 17025 dapat dengan mudah diakui oleh berbagai pihak diseluruh dunia. Dan juga, standar ISO/IEC 17025 umumnya diakui dan digunakan sebagai acuan oleh badan akreditasi yang melakukan akreditasi terhadap kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi.
Dengan demikian apabila sebuah laboratorium mendapatkan akreditasi dari badan akreditasi yang mempunyai perjanjian saling pengakuan (Mutual Recognition Agreements: MRA) dengan badan akreditasi lembaga atau bahkan negara lain, maka sebuah laboratorium pengujian tersebut dapat saling menerima data hasil pengujian dan hasil kalibrasi dari laboratorium yang bersangkutan.
Semoga kedepannya bidang IAS mampu memenuhi semua persyaratan dari KAN tentang system mutu ini dan berkembang menjadi sebuah bidang dengan standard pengujian yang paling terdepan khususnya di Indonesia, Amiin. (KIS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H