Lihat ke Halaman Asli

Dineshcara Anindita

Manusia Biasa I Fastabiqul Khoiroot

Kerinduan-Nya

Diperbarui: 11 Oktober 2021   16:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: www.walpaperlist.com 

"Allaahu akbar Allaahu Akbar..." Adzan mulai berkumandang, membangunkan seluruh insan untuk segera beribadah dan bercengkrama dengan Allah. Begitu pula Hulya, seorang gadis cantik yang tersentak kaget mendengar Adzan bergema, tanda waktu subuh sudah tiba. Dilihatnya segera jam dinding di kamarnya, pukul 05.00, kantuknya menguap, digantikan dengan suara debaran jantungnya yang mulai memenuhi rongga dada.

"Innaalillahi, maaf ya Allah.. Hulya ketinggalan sholat tahajjud:(" gumamnya sedih. Setelahnya, ia segera mengambil wudhu dan turun ke lantai bawah rumahnya untuk sholat berjamaah bersama keluarganya. 

Hulya memang tidak bisa tidur semalaman. Hatinya gundah dan pikirannya berkecamuk, ada satu hal yang mengusiknya sejak sepekan lalu. Namun kemarin kegelisahannya memuncak, membuatnya tidak merasakan kantuk sedikit pun. Hingga pukul 02.00 dini hari, Hulya baru bisa terlelap dengan baik. 

Setelah menyelesaikan tilawah dan dzikirnya, Hulya memutuskan untuk mandi, karena hari ini ia ada mata kuliah wajib jam 07.00 pagi. 

"(Tok tok tok..) Adek.. ayo turun, umi sama abi udah nunggu buat sarapan.." Panggil Husin, kaka satu-satunya Hulya. Namun, panggilan Husin menyisakan angin kosong, tidak ada jawaban. Merasa hening, Husin kembali mengetuk pintu kamar Hulya sambil memanggil nama adiknya itu. Setelah panggilan keempat, Hulya membuka pintu sambil tersenyum pucat, "Iya kak, sebentar lagi adek turun." Husin yang melihat itu bertanya-tanya, ada apa dengan adik tersayangnya ini? Namun karena gengsi, Husin tidak mengatakan apapun, hanya megangguk kemudian turun lebih dulu. 

"Loh Adek, kenapa pucat gitu mukanya? Adek sakit?" tanya Aliyah (umi Hulya) setelah Hulya sampai di ruang makan. Hulya hanya tersenyum menganggapi pertanyaan umi.

"ngga ko mi, adek cuma kurang tidur aja semalem." Adnan (abi Hulya) dan Husin yang mendengar itu hanya menggelengkan kepala.

"Kamu ada masalah?" tanya keduanya berbarengan. Hulya yang melihat itu hanya tersenyum, lalu menggeleng, enggan membahasnya. 

"Yaudah yuk sarapan dulu, adek makan yang cukup, supaya ngga pucat lagi" Ucap umi.

"Iya mi" Jawab Hulya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline