Seperti yang sudah saya ceritakan ditulisan saya sebelumnya yang berjudul " Bubur Ayamku dan Virus Corona itu". Bisnis kecil kaki lima jualan bubur ayam yang saya jalankan terimbas oleh Pandemi Corona.
Pendapatan saya dari penjualan bubur ayam semakin hari semakin menipis bahkan cenderung mengarah ke divisit. Libur mahasiswa di hari pertama terima kasih masih ada saldo begitu juga di hari kedua. Memasuki libur di hari ketiga sampai sekarang sudah sepekan surplus itu berubah menjadi divisit hmmmm....
Silahkan pembaca browsing sendiri mencari kriteria perihal hidup di bawah garis kemiskinan. Maka sudah pasti 100% hidup saya sekarang otomatis di bawah garis kemiskinan, bahkan dibawahnya garis kemiskinan xixixi. Kok bisa ? ya sudah tentu dong.
Karena terjadi devisit secara terus menerus yang sekarang sudah masuk pada minggu pertama. Senin depan selama sepekan kaum mahasiswa yang menjadi satu-satunya penumpu saya dalam berjualan bubur ayam masih libur. Maka sudah jelas devisit itu akan terus menggerogoti usaha kaki lima yang saya jalankan.
Jika dikatakan sedih ya sedih juga, tetapi tetap saya tidak bersedih hati oleh kondisi yang saya alami ini . Saya hanya bisa berdoa dan selalu memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar pandemi ini segera bisa teratasi baik di bumi pertiwi dan belahan dunia lainya. Toh ternyata jeritan tersebut adalah jeritan massal.
Bukan hanya saya seorang diri, tapi pedagang kaki lima hampir rata-rata merasakan jeritan tersebut. Dari tukang penjual batagor sebelah kiri saya sampai saya runut sepanjang tiga km dari jarak saya berjualan semua mengeluhkan hal yang sama. " Jualan sangat-sangat sepi mas Bro" begitu rata-rata mereka memberi keterangan.
Ketika membaca koran dan berita onlinepun demikian adanya. Para pengusaha besar dari pemilik hotel, travel, sarana hiburan dan lain sebagainya yang turucap adalah kata yang sama"sepi".
Bahkan beberapa hari yang lalu para pengusaha mall dan hotel minta dispensasi kepada Gubernur Jateng Bapak Ganjar Pranowo untuk memberikan dispensasi pembayaran listrik di hotel dan mall akibat sepinya pengunjung. Semoga saja tidak terjadi pemutusan hubungan kerja di semua lini pekerjaan akibat imbas dari pandemi yang mengerikan ini. Sebuah pandemi yang membuat saya miskin mendadak.
Purwokerto, Minggu 22 Maret 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H