Lihat ke Halaman Asli

Komitmen Terhadap Proses

Diperbarui: 22 Desember 2015   03:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Komitmen merupakan istilah yang seakan tidak dapat dilepaskan dari kata proses. Proses dengan komitmen, dan komitmen dengan proses. Begitulah mungkin redaksi yang tepat, namun makna yang disampaikan tetap sama. Dua istilah tersebut sangat tidak asing bagi kita, bahkan menjadi jargon yang selalu dielu-elukan daam setiap organisasi. Jargon tersebut dibetulkan dan memang harus ada dalam sebuah organisasi.

Sikap komitmen dalam organisasi harus ditanamkan oleh setiap anggota apalagi untuk setiap pengurusnya. Organisasi adalah proses yang diibaratkan perjalanan panjang, seseorang yang mungkin tidak kuat, tentu akan memilih untuk beranjak dari perjalanan tersebut. Dan sudah ketahui bersama, yang dinamakan dengan perjalanan tentu kita akan menemui jalan yang lurus, berkolek, berlubang bahkan sangat terjal dan mengancam keselamatan.

Sikap komitmen itu biasanya muncul lantaran cinta terhadap organisasi dan rasa memiliki yang tinggi. Semua itu tidak serta mereta timbul dengan sendirinya. Harus ada proses penanaman dan pemupukan, sehingga rasa cinta terhadap sebuah organisasi tumbuh sumur dan berbuah komitmen. Mengenai siapa yang harus menanam, dan memupuk adalah tugas bersama. Tugas dimana mereka yang sudah memiliki rasa tersebut, tidak terbatas apakah itu pengurus atau anggota dalam sebuah organisasi.

Terkadang mereka yang belum memiliki rasa mencintai terhadap organisasi disebabkan akses mereka terbatas, sehingga mereka selalu bertanya-tanya “organisasi apa ini”. Secara singkat, mereka mungkin belum mengenalnya. Jika sudah mengenal, pastilah rasa cinta itu akan tumbuh. Tugas kita adalah mengenalkannya, kau ada karena kami juga ada, kau ada karena organisasi ini ada, kita ada karena kita memiliki latar belakang yang sama.

“Sukses” adalah istilah yang selalu ingin diraih oleh setiap organisasi. bahkan setiap pengurus menjadikan kesuksesan adalah harga mati yang harus diraih. Tidak jarang juga sukses menjadi ajang pamer, dan merendahkan mereka yang tidak sukses. Namun menurut saya, mereka bukan mengejar sukses, namun ambisi sukseslah yang mereka kejar, karena kesuksesan yang diraih hanya akan dijadikan ajang bergensi bagi organisasi.

Mungkin sukses adalah hadiah bagi mereka yang bekomitmen dengan proses dan berposes dengan komitmen. Mereka yang tuntas dalam melaksanakan sebuah tugas dengan ikhlas bukan karena tuntutan program kerja dan penghamburan dana, serta ada cita-cita luhur di dalamnya.

Namun perlu direfleksikan kembali, sebesar apapun komitmen kita dalam berproses jangan pernah menghakimi sukses, karena sukses adalah sebuah hadih.

Mari berproses, karena sesungguhnya hidup ini juga adalah sebuah komitmen dengan proses atas apa yang telah ditetapkan oleh Allah. Semoga kita menjadi organisatoris yang pandai mengambil manfaat atas langkah apa yang kita ambil.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline