Lihat ke Halaman Asli

Kishan Raj

Penikmat Sepakbola Indah

Kisah Heroik Singa Atlas Masih Berlanjut Usai Piala Dunia

Diperbarui: 26 Maret 2023   14:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pesepakbola  Abdelhamid Sabiri merayakan kemenangan dramatis atas Brazil.  Maroko Unggul 2-1  Sumber  Alex Caparros/Getty Images 

Walau hanya pertandingan persahabatan, namun atmosphir stadion Ibnu Batuta di  Tangier riuh dan meriah dengan kehadiran 65,000 supporter tuan rumah Maroko. Tim Afrika sudah tidak bisa dianggap sebelah mata, program naturalisasi serta kompetisi liga yang bagus dan pemain yang berkesempatan bermain di liga liga Eropa . Maroko yang membuat kejutan sebagai negara Afrika pertama yang mencapai semifinal Piala Dunia membuktikan bahwa pencapaian itu bukan suatu kebetulan, ada perjuangan dan semangat.  Ranking FIFA boleh jauh, Brazil saat ini berada di nomor urut satu sedangkan Maroko berada di nomor sebelas. 

Sofiane Boufal dan Abdelhamid Sabiri berhasil menyarangkan gol kemenangan pada menit ke-29 serta 79, walau sempat disamakan oleh Kapten Brazil Casemiro pada menit ke-67. Pertandingan berlangsung alot dan sempat terjadi ketegangan antara pemain Vinicius Jr dan Sofyan Ambrabat. Brazil yang memakai pola pengguasaan bola dan agresitivitas berhasil diimbangi oleh Maroko dengan pola serangan balik yang efektif. Kekalahan ini memang bukan suatu bencana bagi tim Samba, namun lonceng pengingat pencarian pelatih yang tepat memimpin Brazil sudah tidak bisa diulur lagi. Brazil yang diperkuat oleh tujuh pemain eks Piala Dunia masih memerlukan sosok Neymar. Vini Jr memang berusaha maksimal mengambil peran yang ditinggal Neymar tetapi masih belum bisa opitmal. Santer kedengaran calon kuat pelatih Brazil adalah Carlo Ancelotti. Kalau sempat terjadi maka ini merupakan kejutan besar, untuk pertama kalinya Brazil akan dilatih oleh pelatih bukan Brazil. Real Madrid juga siap untuk melepas Don Carlo apabila gagal mendapatkan trophy di musim ini. Dan beberapa pemain Brazil sudah akrab dengan tangan dingin Don Carlo.

Kemenangan Maroko menjadi inspirasi bahwa kekuatan sepakbola sudah merata, tidak ada lagi istilah dominasi dan superioritas ala Sepakbola Latin dengan sepakbola Afrika. Para pemain bermain di klub yang sama dan tahu cara menahan dan menyerang. Laga persahabatan Maroko berikutnya adalah menghadapi Peru, sementara Brazil hanya melakoni satu kali pertandingan. Menarik untuk mengikuti kiprah Singa Atlas di kancah sepakbola internasional. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline