Lihat ke Halaman Asli

Love in the Cyber [The Begining]

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mulai sekarang aku harus menyakinkan diriku bahwa dia bukan milikku lagi. Semuanya sudah berakhir dan aku harus menerima kenyataan bahwa ternyata kami memang tidak ditakdirkan untuk bersama. Aku berhenti berharap.

Hatiku teriris pilu kala pikiranku melayang dan menarikku dengan kejam ke memori masa laluku 5 tahun silam. Disaat usia usiaku baru menginjak 17 tahun, aku mulai mengenal cinta, aku jatuh cinta untuk yang pertama kalinya kepada seorang pria yang berbeda usia lima tahun lebih tua dariku. Kami saling jatuh cinta tanpa pernah bertemu secara tatap muka. Mungkin kau akan bertanya-tanya bagaimana mungkin kami bisa saling mencintai tanpa pernah bertemu? Ya.  Aku tahu, semua orang pasti beranggapan sama sepertimu, cinta kami memang cinta dunia maya.

Entah ini hanya perasaan sepihakku atau diapun merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan, tapi aku tak pernah menganggap bahwa cinta kami hanya sebatas cinta dunia maya. Aku sangat mencintainya, dan cinta ini nyata tidak semu. Aku korbankan semua untuknya. Bodoh? Semua orang berkata demikian. Tapi inilah aku, jika aku tidak benar-benar mencintainya, bagaimana mungkin aku bisa menjaga hubungan dengannya selama hampir dua tahun? Cukup lama memang untuk sebuah ukuran ‘long distance relationship’ apa lagi yang hanya terhubung dengan sebuah koneksi internet. Kau pasti bertanya lagi, bagaimana aku bisa melakukannya?

Baiklah, akan kuceritakan semuanya padamu.......

***

“Malam ini langit begitu indah, banyak sekali bintang-bintang yang berkilauan. Aku harap aku bisa mengambilnya satu dan akan kusimpan untuk kekasihku.”

Aku baru saja menulis sebaris kata-kata pada akun facebook-ku, malam ini langit memang benar-benar sangat indah dan aku ingin sekali menulis dan membagikannya. Ya. Semua ini memang berawal dari sebuah situs jejaring sosial bernama Facebook.

Sebuah angka 1 berwarna merah berukuran kecil muncul di sudut kiri atas layar monitorku, menandakan bahwa aku baru saja mendapatkan “1 Pemberitahuan”.

Aditya Tan mengomentari status anda.

“Itu untuku?” komentarnya dalam status yang aku posting beberapa menit lalu itu.

Astaga kenapa dia bisa tahu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline