Lihat ke Halaman Asli

Kireina Dewi Suyanto

Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Surabaya

Membongkar Mitos dan Meningkatkan Pemahaman: Anak Berkebutuhan Khusus dan Konseling

Diperbarui: 10 Desember 2023   20:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Halo semuanya! 

Kali ini saya akan membahas mengenai anak berkebutuhan khusus dan konseling? Hm, bagaimana sih hubungan keduanya?

Kata ABK atau Anak Berkebutuhan Khusus pasti sudah tidak asing terdengar oleh teman-teman. Namun, masih terdapat beberapa stigma atau pandangan terhadap anak berkebutuhan khusus yang cukup buruk. Stigma yang masih melekat pada anak-anak berkebutuhan khusus sering kali menghalangi kita untuk memberikan dukungan dan perawatan yang tepat bagi mereka. Masyarakat sering kali mengabaikan bakat dan keunikan yang luar biasa dari anak-anak ini. Sebagai seorang mahasiswa yang mengampu mata kuliah konseling anak berkebutuhan khusus, saya merasa terdorong untuk menghilangkan kesalahpahaman dan memperluas kesadaran akan masalah ini.

Anak-anak berkebutuhan khusus biasanya dianggap oleh masyarakat umum sebagai individu dengan bakat yang terbatas. Namun pada kenyataannya, setiap anak memiliki potensi yang tidak terbatas untuk tumbuh dan berkembang. Mendukung perkembangan emosional dan sosial anak berkebutuhan khusus sama pentingnya dengan memberikan bantuan fisik dan memberikan konseling kepada mereka. Kita dapat menciptakan lingkungan inklusif yang mendorong pertumbuhan dan perkembangan setiap anak jika kita memiliki kesadaran yang menyeluruh akan kebutuhan dan potensi mereka.

Kesalahpahaman bahwa anak-anak berkebutuhan khusus tidak dapat sepenuhnya terlibat dalam kehidupan sosial adalah salah satu mitos atau kesalahpahaman yang perlu dihilangkan. Anak-anak dengan kebutuhan khusus yang mendapatkan konseling dapat meningkatkan kemampuan interpersonal mereka dan mengatasi hambatan sosial. Setiap anak belajar dengan cara yang berbeda, jadi sangat penting untuk diingat bahwa pendekatan yang inklusif dan kreatif dapat membantu mereka mewujudkan potensi penuh mereka.

Melibatkan orang tua, guru, dan konselor dalam pendidikan anak berkebutuhan khusus sangatlah penting. Guru dan konselor bisa sangat berharga dalam membantu menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pencapaian anak, namun orang tua juga membutuhkan dukungan untuk membantu mereka di rumah. Dengan bekerja sama secara efektif, kami dapat menjamin bahwa anak-anak berkebutuhan khusus mendapatkan layanan yang komprehensif dan berkesinambungan.

Sudah menjadi kesalahpahaman umum bahwa anak-anak berkebutuhan khusus hanya membutuhkan konseling ketika masalah muncul. Akan tetapi, strategi yang lebih proaktif dapat membantu dalam pencegahan dini terhadap sejumlah hambatan perkembangan. Dengan bantuan konseling, kita dapat mengenali masalah yang mungkin terjadi dan membuat rencana untuk menangani atau mencegahnya. Dengan menggunakan strategi ini, kita menjadi proaktif dalam mendorong pertumbuhan yang positif, selain bersikap reaktif terhadap masalah-masalah yang muncul.

Memberikan perawatan yang tepat kepada anak-anak berkebutuhan khusus sering kali terhambat oleh kurangnya pengetahuan tentang masalah kesehatan mental mereka. Pemahaman yang komprehensif mengenai komponen kesehatan mental dan emosional anak berkebutuhan khusus sangatlah penting ketika memberikan konseling. Tugas konselor dalam menangani masalah ini lebih dari sekadar memberikan jawaban yang bisa diterapkan; konselor juga harus membantu anak-anak ini dalam mempelajari keterampilan manajemen stres, meningkatkan harga diri mereka, dan membentuk hubungan yang positif dengan orang lain.

Proses konseling sangat menekankan pada kesejahteraan mental dan emosional anak-anak berkebutuhan khusus, memastikan bahwa hal ini tidak terabaikan demi perkembangan mereka. Gagasan bahwa masalah kesehatan mental hanya berlaku untuk masyarakat umum adalah salah karena anak-anak berkebutuhan khusus sering menghadapi kesulitan ekstra yang mungkin berdampak pada kesehatan psikologis mereka. Dalam situasi ini, tugas konselor adalah membantu anak-anak mempelajari mekanisme koping yang sehat, cara mengatasi stres, dan cara mengelola emosi mereka, selain memberikan jawaban yang dapat diterapkan untuk mengatasi kesulitan yang umum terjadi.

Kurangnya penerimaan dan pengertian dari lingkungan sekitar merupakan salah satu kesulitan yang sering dihadapi oleh anak-anak berkebutuhan khusus, dan hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti kecemasan atau kesedihan. Konselor dapat menyediakan lingkungan yang aman dan mendukung di mana anak-anak dapat mengekspresikan emosi mereka tanpa khawatir akan diperlakukan dengan buruk atau dihakimi selama sesi terapi. Anak-anak berkebutuhan khusus dapat menggunakan konseling sebagai platform untuk lebih memahami dan mengeksplorasi siapa diri mereka, untuk mengembangkan rasa harga diri yang kuat, dan untuk meningkatkan pemahaman diri mereka.

Selain itu, konseling sangat penting dalam membantu anak-anak berkebutuhan khusus dalam mengatasi hambatan yang mungkin muncul selama interaksi sosial. Anak-anak ini sering kali kesulitan untuk terhubung dengan teman-teman mereka atau merasa sendirian, yang dapat merusak kesehatan mental mereka. Selama proses konseling berlangsung, konselor dapat membantu anak-anak dalam meningkatkan pemahaman mereka tentang norma-norma sosial, membina keterampilan sosial, dan menciptakan metode interaksi yang konstruktif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline