Lihat ke Halaman Asli

Sebagaimana Kita Dahulu

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terketuk tutup sebuah katup
yang di dalamnya menyimpan kepingan memori
yang telah lama terbiarkan terkubur
lama tak terkuak, agar terlupa tuk selamanya

ketika suatu hari seorang teman menyapa, "Hai, kok sendirian aja, mana ****? Biasanya kan kalian kemana-mana selalu berdua?"

Di lain waktu dan lain kesempatan,
dalam riuh rendah euforia
mereka pun mengingatkanmu, "....***, kamu gak kesini sih kemaren, kita makan-makan lho! Si x kan ultah,"

Ketika pula seorang teman kita mencoba menautkan facebook-mu dengan facebook-ku

Sejauh manapun kita saling meninggalkan
seberapa mampu apapun kita saling melupakan
ada jejak yang telah kita tinggalkan dalam sebuah kepingan memori
yang bukan ada pada kalbu kita, namun ada dalam ingatan mereka
sehingga mereka tetap akan bertanya demikian
karena mereka hanya melihat sebagaimana adanya kita dahulu




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline