Lihat ke Halaman Asli

Mundur

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senja kian turun
melelapkan bumi dalam istirahat malam
dalam gelap berharap mendapat ketenangan
secerca lara berteriak menyeruak kehampaan
mencari dan menunggu datangnya surya esok

yang kau yakini akan menuntun langkahmu
menata kembali sebongkah hati yang telah koyak
memoles luka rasa yang perih

Baiklah....
katamu,
bersama impian yang tersimpan di hari setelah ini
kan bermetafora menjadi kabut
kemudian kian menipis oleh terpaan mentari dan angin
melangkah mundur....
mundur dari semua kefanaan cinta yang telah meninabobokan
mundur dari semua kepalsuan bayang sayang semu
mundur dari semua janji bias tanpa arti
mundur 'tuk membuktikan jati diri mampu mengangkasa lebih tinggi
dan bahwa dunia kan menyesal telah mencampakkanku sia-sia!!!

Baiklah....
pula kataku,
hanya satu pesanku...
itu ucapmu selalu di tahun-tahun lalu
kuhanya sekadar mengingatkanmu
jangan lupa untuk bertolak maju




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline