Lihat ke Halaman Asli

Merajam Kerinduan

Diperbarui: 1 Februari 2017   00:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Titik di lintas awan pagi, menyemburkan kesejukan.
Berbagi dengan senggerama wajah-nya, merasuki.
Di lintasan khatulistiwa langit yang begitu membiru.
Bekas itu terbagi antara dia dan keindahan alam. 

Menyongsong mentari yang mulai menampakkan aura senggatan panas.
Terbesit ingatan ini, ingin meninggalkan separuh diri, untuk tetap bersama.
Merayu untuk tetap berdampingan, bersama bisikan Rahwana.
Menepis kepergian itu, dikala Demit, terus bersua. 

Aku ingin tetap berpentas, agar kelak raga-ku dapat dimilikinya, dan.
Jiwa ini ingin abadi bersanding, tanpa ada yang mengubur, dengan.
Melempar ujaran yang tidak-henti, terus-menerus.
biarkan ke-abadian wajah-nya  tetap ter-lukis di atas. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline