Lihat ke Halaman Asli

Pentingnya Bahasa Tubuh dalam Komunikasi Interpersonal

Diperbarui: 7 Januari 2025   21:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan dua orang dan dalam proses bertukar informasinya harus terjadi secara dua arah atau terjadi secara timbal balik. Komunikasi interpersonal juga harus terjadi secara langsung agar komunikator dapat mendapatkan reaksi dari komunikan dan dapat langsung menyimpulkan komunikasi itu berhasil atau tidak dan berjalan positif atau negatif. Komunikasi interpersonal berfokus pada proses interaksi individu daripada konten verbal dari interaksi tersebut. Termasuk dalam proses interaksi tersebut adalah pertukaran pesan baik secara verbal maupun non-verbal, dan pengalaman antar individu dalam berkomunikasi (Ramaraju, 2012). Jadi jenis komunikasi sendiri terbagi menjadi dua, yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non verbal. Apa sih bedanya? Jadi komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, biasanya berbentuk lisan saat percakapan atau juga dapat berupa tulisan. Sedangkan komunikasi nonverbal ini adalah komunikasi yang penyampaian pesannya disampaikan melalui bahasa tubuh.

Bahasa tubuh adalah penyampaian pesan dengan menggunakan tubuh kita selain dari apa yang kita ucapkan melalui kata-kata. Memahami pesan dari bahasa tubuh dalam komunikasi interpersonal ini juga sangat penting agar proses pertukaran informasi dapat berlangsung secara efektif. Kemampuan untuk membaca dan menggunakan bahasa tubuh atau gerak tubuh serta ekspresi wajah dengan efektif meningkatkan kualitas interpersonal, membangun hubungan yang kuat, dan menciptakan lingkungan kerja yang kuat dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih harmonis (Martha & Sihotang, 2024). Bahasa tubuh yang mencakup ekspresi wajah, gestur tubuh, postur tubuh dan kontak mata memainkan peran penting dalam komunikasi, terutama dalam interaksi awal, di mana sinyal non-verbal sering membentuk persepsi dan membangun kepercayaan (Rachmaniar, 2023).
Berdasarkan (Rachmaniar 2023) bahasa tubuh menurut pendapatnya meliputi beberapa bentuk yaitu :

1). Ekspresi wajah
Ekspresi wajah merupakan salah satu bentuk komunikasi nonverbal yang dapat menyampaikan keadaan emosi baik emosi negatif atau positif dari seseorang kepada orang yang mengamati atau diajak berinteraksi karena lawan bicara cenderung akan membaca makna apa yang kita sampaikan, apakah penolakan atau penerimaan pada saat komunikasi efektif. Namun biasanya seseorang sulit menyembunyikan perasaan atau emosi tertentu dari wajah, walaupun banyak orang yang ingin melakukannya. Misalnya saja seseorang ingin terlihat bahagia walaupun sebenarnya ia baru saja mendapatkan masalah.

2). Gesture tubuh
Gesture tubuh biasanya digunakan dalam sebuah komunikasi dengan melibatkan gerakan-gerakan anggota tubuhnya seperti tangan, bahu, jari, kepala dan lainnya. Misalnya saat menunjuk suatu arah dengan jari atau sentuhan tangan untuk menenangkan lawan bicara yang bersedih.

3). Postur tubuh
Dari postur tubuh seseorang kita bisa melihat konsep diri dan keadaan seseorang. Seperti dia saat ini sedang merasa percaya diri atau rendah diri.

4). Kontak mata
Kontak mata selama komunikasi menjadi penanda bahwa lawan bicaranya menghargai dan memperhatikannya, tidak hanya sebatas mendengarkan. Namun dalam beberapa kasus, banyak orang yang menghindari tatapan mata karena merasa canggung jadi menatap mata secara intens terkadang perlu dikontrol. Wenburg dan Wilmot (1973) membagi fungsi kontak mata dalam komunikasi antarpribadi menjadi dua, yaitu: pertama, fungsi pengatur, untuk memberi tahu orang lain apakah akan melakukan hubungan atau menghindarinya; kedua, fungsi ekspresif, memberi tahu orang lain bagaimana perasaannya (Mulyana, 2002).

Dengan kemampuan membaca bahasa tubuh seperti bentuk diatas, maka komunikasi interpersonal akan lebih efektif. Bahasa tubuh sendiri dinilai memiliki nilai kejujuran yang lebih dibandingkan dengan komunikasi verbal. Hal ini didukung oleh Kartini (2013:50) yang menyatakan bahwa dalam berkomunikasi tidak hanya bergantung pada kata - kata , tetapi juga bahasa tubuh. Dalam beberapa hal, bahasa tubuh sangat komprehensif dalam berkomunikasi dibanding kata-kata. Selain itu, Knapp dan Hall (2010) juga menegaskan bahwa bahasa tubuh menainkan peran penting dalam membentu peran penting dalam membentuk persepsi individu tentang kejujuran, kredibilitas, dan kepercayaan menggarisbawahi pengaruhnya terhadap dinamika dan hubungan sosial.

Seperti contoh biasanya seseorang yang menghindari kontak mata adalah orang yang berusaha menyembunyikan sesuatu. Ekspresi wajah juga seringkali tidak selaras dengan keadaan dirinya. Misalnya seseorang mengatakan dirinya tersenyum dan mengatakan baik-baik saja namun sebenarnya ia merasa sangat bersedih atau dia murung walau sebenarnya dia bahagia. Gestur tubuh juga seringkali menekankan apa yang sudah diucapkan secara verbal. Seperti penggelengan kepala saat ia tidak setuju. Sedangkan postur tubuh penting untuk menunjukkan kondisi dimana seseorang ini sedang tidak nyaman atau sedang percaya diri.

Namun jika membaca bahasa tubuh ini salah tafsir, itu dapat mengakibatkan masalah. Alanglah lebih baiknya kita terus belajar melalui sumber yang ada bagaimana bahasa tubuh menggambarkan suatu kondisi dari individu.

Selain dari membaca bahasa tubuh, komunikator juga perlu menggunakan bahasa tubuh dalam proses komunikasinya. Bahasa tubuh juga dapat digunakan oleh komunikator sesuai dengan pendapat Liliweri (2002) yang mengungkapkan fungsi bahasa tubuh adalah sebagai berikut :
1. Fungsi mengulang. Bahasa tubuh berfungsi untuk mengulangi apa yang sudah dikatakan secara verbal.
2. Fungsi menyisip atau menyela. Hal ini dilakukan manakala seseorang menampilkan simbol non verbal untuk mengganti simbol verbal. Seperti ketika seseorang menginterupsi suatu pembicaraan dengan mengacungkan telapak tangannya ke atas.
3. Fungsi melengkapi, yaitu bahasa tubuh melengkapi makna yang sudah dinyatakan secara verbal.
4. Fungsi menekankan. Fungsi ini kadang disebut accenting-calling. Berfungsi memberi tekanan pada apa yang sudah dikatakan secara verbal. Ketika seseorang merasa tidak mengerti, tidak percaya atau heran dengan apa yang terjadi, seseorang tersebut mengerutkan dahi dan memukulkan telapak tangan lengkap dengan kelima jarinya ke dahi.
5. Fungsi mempertentangkan. Bahwa bahasa tubuh ini berfungsi mempertentangkan pesan-pesan yang telah disampaikan secara verbal ataupun nonverbal.

Kelima fungsi yang telah dikemukakan oleh Liliweri dapat digunakan oleh komunikator saat berinteraksi dan berkomuniksasi interpersonal dengan lawan bicara. Seperti Fungsi mengulangi dan melengkapi dimana hal ini dapat digunakan untuk memperjelas isi pesan kembali. Fungsi Menyela sebelum ingin mencoba menginterupsi biasanya hal ini dilakukan agar kesalahpahaman tidak terjadi terlalu jauh. Kemudian Fungsi menekankan agar memastikan lawan bicara mengerti apa yang kita rasakan dan Fungsi mempertentangkan ketika tidak setuju dengan sesuatu dengan menggelengkan kepala.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline