Hai hai, balik lagi di ceritanya nihh. Tentu saja ini adalah sambungan dari "Me And Him (At Class Sem 1)", mungkin akan sedikit panjang tetapi wajar saja. Selamat menikmatii! (Kita akan menyebut namanya dia sebagai 'kudil')
Hari Pertama Sekolah
Setelah aku berada dikelas bersama Kudil, aku begitu senangnya bisa menjadi teman sekelasnya selama 2 semester. Hanya saja kita bisa mengobrol lebih sering pada saat itu, tetapi aku masih malu dengan dia. Dengan alasan dia seorang extrovert sementara aku introvert parah.
Saat waktunya untuk pembagian pengurus kelas, aku di dukungi oleh Kudil untuk menjadi 'keindahan', yaitu tugasnya adalah dekor kelas sebagus mungkin. Dan tentu saja aku mendukung dia juga untuk menjadi ketua kelas yang bijaksana dan pintar. Seenggaknya aku dikasih senyuman saat mendukung dia.
Aku menyadari bahwa jika aku ingin dekat dengan Kudil, seharusnya kita berbicara lebih sering ataupun main lebih sering. Karena juga dia merupakan cahaya pertama yang menemukan kegelapan sepertiku. Semakin lama kita berinterkasi, semakin lama ku anggap dia sebagai teman dekat yang sangat mutual.
Akhir Semester 1
Setiap kali aku ingin berbicara dengannya, selalu saja ada rasa malu maupun teman dekat atau tidak. Mungkin saja karena dia seperti cahaya yang menonjol dan sementara yang lain seperti lilin yang semakin lama akan meleleh dan tidak ada cahaya yang menyala lagi. Tapi dia? Dia selalu memiliki cahaya dimana pun ia pergi, mau itu belajar, bermain, berinteraksi dengan teman, semuanya berakhir di sifatnya.
Siapapun yang dapat memilikinya, orang itu beruntung banget. Aku hanya berjanji untuk berada di sisinya pada setiap saat dia membutuhkan dan menjalani setiap langkah dengannya.
Libur Panjang Setelah Semester 1
Libur pun tiba, semakin hari aku tambah dekat dengan dia. Aku memang tahu bahwa dia menyukai orang lain, lagi-lagi mana mungkin dia pilih aku.