Lihat ke Halaman Asli

Kirana Juwita Ningrum

Mahasiswa S1 Manajemen Universitas Airlangga, 042111233070

Lagi Homesick? Yuk Simak Tips Mengatasi Homesick bagi Para Mahasiswa Baru

Diperbarui: 13 Juni 2022   19:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Seiring dengan menurunnya kasus covid-19 di Indonesia, banyak instansi pendidikan mulai dari jenjang TK, SD, SMP, SMA, hingga universitas mulai menerapkan kembali pembelajaran secara luring atau tatap muka. 

Tentunya pelaksanaan pembelajaran secara luring dengan tetap mengikuti protokol kesehatan agar tidak menimbulkan kasus baru. Transisi dari perkuliahan daring menuju perkuliahan luring kembali mulai dirasakan oleh sebagian orang, terutama bagi para mahasiswa rantau. Mahasiswa rantau merupakan sebutan untuk mahasiswa yang harus menempuh pendidikan tinggi di luar kota asalnya.

Mahasiswa rantau harus memiliki persiapan yang lebih ekstra dibanding mahasiswa lain yang masih tinggal bersama keluarganya. Persiapan tersebut mulai dari mencari tempat tinggal di perantauan dengan mempertimbangkan jaraknya dengan kampus, lingkungan sekitar indekos/rumah kontrakan, keamanan, dan pertimbangan penting lainnya. 

Selain itu, mahasiswa rantau juga harus mempersiapkan perlengkapan apa saja yang harus dibawa ketika merantau. Namun, hal terpenting yang harus dipersiapkan oleh mahasiswa rantau ialah mental yang kuat. Mahasiswa rantau memiliki tekanan yang lebih banyak dibanding mahasiswa yang masih tinggal bersama orang tuanya.

Mungkin beberapa dari kita ada yang merasa  merantau itu lebih menyenangkan. Kita bisa melakukan apa pun dengan bebas karena kita jauh dari pengawasan orang tua. 

Hal-hal yang sebelumnya tidak dapat kita lakukan ketika di rumah, bisa kita lakukan di perantauan. Perkuliahan secara luring juga membuat kita bisa berinteraksi secara langsung dengan teman-teman kita. 

Banyak pengalaman-pengalaman baru yang bisa kita dapatkan ketika kita hidup merantau. Akan tetapi, hidup jauh dari orang tua tidak semudah yang dibayangkan. 

Terbiasa melihat wajah ayah, ibu, dan anggota keluarga kita lainnya di setiap pagi hari, tetapi ketika merantau kita sudah tidak merasakannya lagi serta mendapati diri hanya sendirian di dalam kamar sering kali perasaan kesepian dan rindu menghinggapi hati kita. Hal tersebutlah yang biasanya kita sebut dengan homesickness.

Homesickness sendiri dapat diartikan sebagai perasaan tertekan secara emosional yang kita rasakan ketika kita hidup jauh dari rumah. Hidup di perantauan menuntut kita untuk untuk hidup mandiri dalam segala hal, seperti menyiapkan makanan sendiri, mencuci pakaian, membersihkan kamar indekos/rumah kontrakan, dan masih banyak hal yang harus kita lakukan secara mandiri. 

Jangan lupakan tugas-tugas perkuliahan yang tidak bisa dibilang gampang. Kondisi badan dan pikiran yang sudah lelah ketika mengikuti kegiatan perkuliahan ditambah lagi kita harus mengerjakan pekerjaan rumah yang harus kita lakukan secara mandiri dapat pula memicu munculnya rasa homesickness.

Tentunya kita tidak boleh terbelenggu oleh perasaan homesick ini. Homesick dapat menurunkan produktivitas kerja kita. Apalagi kita sebagai mahasiswa kini memiliki tanggung jawab yang lebih banyak dibanding saat kita masih SMA. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline